What If?
To: wardani.ema@gmail.com
Subject:
Oke oke, my bad.
Iya, tahu. Pernikahan
gak cuma itu. Iya, tahu juga. Aku bersikap egois dengan mikirin diri sendiri.
Tapi waktu bergerak, Em. Aku gak mau romo sama ibu mendapat malu. Apalagi bulan
depan ada rapat keluarga besar. Romo dan ibu belum tahu rencana pembatalan
pernikahanku itu. Argh aku bisa gila ni, Em.
Oke. Begini saja, ayo
kita coba dulu. Kita sudah kenal sejak lama, kan? Aku tahu apa yang akan membuatmu
marah dan bete seketika. Aku juga tahu apa saja hobi kamu. Aku tahu mimpi-mimpi
kamu yang sudah tercapai dan yang belum. Aku tahu mungkin 80% tentang kamu, Em.
Kamu akui itu atau tidak, tapi seperti itulah kenyataannya. Dan kamu pun tahu
hampir semua tentangku. Aku rasa kamu juga sangat tahu aku bukan orang yang
berkemungkinan selingkuh, tidak pernah juga aku kasar sama cewek.
Ayolah, Em. Mbok
dipikirin dulu.
Kita bisa mencoba. Masak
dari dua orang asing saja bisa menikah, saling mencintai, dan bahagia, kita
yang sudah mengenal belasan tahun tidak bisa.
Em, kita masih punya
waktu lima bulan lebih. Kita bisa berusaha saling mencintai. Pasti ada sedikit
rasa darimu untukku, dan dariku untukmu. Kita hanya tinggal menumbuhkannya
saja.
Oleh: @adityalenggah
untuk @wardaniema
Diambil dari: http://www.namarappuccino.com/
---
What If?
To:
aditya.lenggah@gmail.com
Subject :
It's all about you isn't
it dit? Untuk menyelamatkan supaya kamu ga gila, kamu memilih aku untuk jadi
gila menggantikan kamu, gitu?
Kalau kamu menganggap
aku sahabatmu, seharusnya pilihan itu tidak jatuh kepadaku. Oh please, kamu
boleh tunjuk bebas temen temen cewekmu, ask them to marry you, simple. Aku akan
bantu kamu untuk mengaudisi, cocok sama kamu atau romo dan ibu ga. Seperti
biasa. Peranku hanya sebagai sahabat perempuanmu, teman masa kecilmu, kadang
kadang menjelma jadi coach-mu, ga lebih. Please jangan memperumit masalah yang
harusnya bisa diselesaikan bareng - bareng. Bareng romo dan ibu tentunya, bukan
memilih jalan pintas mencari pengganti Dira. Damn you!! Aku ini juga perempuan
sama seperti perempuan yang lain yang tidak akan pernah mau jadi ban serep,
harusnya kamu tahu itu dit.
Aku ga peduli siapa kamu
sebelumnya, aku juga ga peduli seberapa banyak dan seberapa dalam kamu
mengenalku. Aku ga peduli.
Surat balasan dari
@wardaniema untuk @adityalenggah
Diambil dari:
http://miftachaliq.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment