09 February 2013

Surat Kaleng untuk @fajaresco17

Ini Bukan Surat Cinta


Untuk @fajaresco17

Hai kamu yang dinamakan sama dengan fenomena indah matahari terbit,
 kalau kamu sudah mulai membaca deretan aksara ini, mungkin kamu sudah bisa menebak siapa dibalik surat ini. Ya. Aku yakin kamu sudah tahu. Aku orang yang sama yang mengirimimu surat dan sajak tak bernama di hari ulang tahunmu tahun lalu. Hey, jangan marah dulu. Kali ini, aku bukan mau menulis surat cinta. Ini bukan surat cinta. Jadi biarkan aku menyelesaikan menguntai kalimat demi kalimat ini untukmu. Kamu hanya tinggal duduk dan membaca. Bagaimana?
Kamu pasti bingung akan surat ini. Sedikit kujelaskan. Ini adalah program surat kaleng. Surat kaleng ini termasuk dalam program menulis #30HariMenulisSuratCinta yang diadakan @poscinta setiap tahunnya dari bulan Januari-Februari. Aku ikut dalam program tersebut, karena menulis adalah hasrat terbesarku. Dalam program menulis selama sebulan itu, seluruh partisipan diminta untuk secara konsisten menulis surat selama 30 hari. Dan khusus setiap hari Jumat selama sebulan, kami semua diminta untuk menuliskan surat kaleng. Inilah surat kalengku. Untukmu.
Kembali ke isi surat. Seperti yang tadi ku bilang, ini bukan surat cinta. Sebaliknya, dalam surat ini aku ingin menyampaikan padamu bahwa aku melepaskanmu. Sedikit cerita, boleh? Mungkin kamu harus mendengar dari keping pertama sampai keping terakhir, sehingga keseluruhan makna bisa kamu dapatkan.

~ Keping pertama
Aku mulai merasakan perasaan suka padamu tidak dari sejak kita bersama dalam program KKN. Tidak. Malah, sesungguhnya pada saat itu aku diam-diam menyukai teman kita yang berinisial K. Hahaha. Bukankah saat itu kita juga tidak dekat? Namun, aneh sekali. Tiba-tiba perasaan suka yang aneh kepadamu menyeruak di akhir tahun 2010 atau awal 2011. Aku lupa. Kenapa kubilang aneh? Karena bagaimana mungkin perasaan suka tiba-tiba muncul padahal kita tidak pernah bertemu dan kita pun dulu tidak pernah dekat? Ini di luar nalar. Sampai sekarang aku pun tidak mengerti. Sudahlah.

~ Keping kedua
Dari sejak itu, aku mulai mengagumimu diam-diam. Aku tidak pernah berani untuk sekadar mengobrol denganmu, tak peduli sebanyak apa keberanian yang kukumpulkan, ketika melihat namamu di kontak BBMku, keberanianku sontak hilang. Jadi aku harus puas hanya dengan mengagumimu diam-diam. Dan itu sakit. Cerita selanjutnya kamu sudah mengerti kan? Aku sudah pernah menjelaskan ini di suratku sebelumnya di blog ku yang lain.

~ Keping tiga
Sudah sejak lama aku mendalami ilmu kekuatan pikiran. Aku belajar banyak tentang fisika kuantum. Aku banyak membaca tentang cara kerja semesta dan hukum-hukum yang meliputinya. Aku tak pernah merasa cukup untuk mempelajari pikiran dan cara kerjanya. Aku mengoleksi banyak buku yang mengulas tentang itu semua. Aku banyak bertemu dengan para pakar dalam bidang tersebut. Sampai beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan salah satu pakar mind power dalam salah satu pelatihannya.

~ Keping empat
Pada pakar mind power yang kutemui beberapa hari yang lalu, aku bermaksud menceritakan masalahku. Dia tersenyum dan menyuruhku menggenggam erat-erat sebatang pensil. Satu menit..dua menit..tiga menit lewat, dia masih belum mengizinkanku untuk melepaskan pensil tersebut. Tanganku pun diharuskan mengunci pensil tersebut, tidak boleh dimain-mainkan. Hanya betul-betul digenggam erat-erat. Setelah 15 menit yang menyiksa, tanganku sudah kaku, pegal, kesemutan, dan capek, barulah ia membolehkanku melepas pensil tersebut. Inilah yang dikatakannya;
“Gimana rasanya? Pegel kan? Capek? Kaku? Nah. Tanganmu aja ga kuat megang pensil lama-lama. Apalagi hatimu. Bayangin gimana capeknya hatimu harus menggenggam dia yang kamu sukai selama ini erat-erat selama 2 taunan. 15 menit aja kamu udah ngeluh, kan. Kamu mau lega? Kamu mau bebas? Lepasin itu semua. Lepasin beban hatimu. Lepasin perasaanmu ke dia yang kamu suka. Tau ga, sebenernya masalah jodoh itu gampang banget. Orang yang belom diperkenankan bersanding ama jodoh sejatinya itu biasanya karena dua alesan. Pertama, karena dia takut ama lawan jenisnya untuk alesan-alesan tertentu. Kedua, karena dia masih mengharap dan memendam cinta ama seseorang yang udah punya pasangan. Kamu yang kedua, kan? Katanya kamu pengen menikah taun ini juga. Gimana kamu bisa disandingkan ama jodohmu yang sebenernya kalo kamu masih menggenggam dia di dalem hatimu? Percayalah, kalo kamu udah lepas semua perasaanmu ke satu orang ini, hatimu akan bebas, kosong. Apa-apa yang kosong itu pasti akan terisi. Dijamin. Jadi, lepaskan semua perasaan sukamu yang membelenggu..”

Nah, sekarang, aku ingin memberi tahumu. Dengan ini, aku melepaskan semua perasaan sukaku padamu yang kupendam selama 2 tahun ini. Aku ikhlaskan semua. Aku doakan dengan tulus, supaya kamu bahagia. Kamu harus bahagia. Namamu masih kuselipkan dalam daftar permohonanku pada Tuhan, semoga kamu selalu bahagia dengan pasanganmu. Omong-omong pasangan, sampaikan salamku pada Nanneu, ya. Kamu pasti tidak tahu, sebetulnya Nanneu itu temannya temanku. Aku juga sebetulnya baru tahu beberapa minggu lalu. Itu berarti Nanneu temanku juga. Aku doakan juga semoga ia bahagia.
Sebelum kuakhiri surat ini, boleh aku minta satu permintaan? Kecil saja. Doakan aku agar aku segera bersanding dengan seseorang yang benar-benar untukku. Tidak perlu berdoa rumit-rumit, cukup amin-kan saja kalimatku tadi. Dan..satu lagi. Bisa rahasiakan surat ini dari teman-temanmu? Aku akan sangat menghargai bila kamu menghormati harga diriku dengan tidak menyebarkan ini, kecuali mungkin kepada Nanneu. Dia boleh ikut membaca.
Dengan ini, berarti aku telah bebas. Hatiku sudah kosong. Belenggu itu sudah hilang.


Salam
Aku

No comments:

Post a Comment