09 February 2013

Surat #DuaHati @estipilami dan @idrchi


Biarkan Sajalah

Bekasi, 22 Februari 2013

Teruntuk Indri,

yang sebentar lagi akan kulihat tak lagi sendiri.

Oh, sabtu nanti, Manu tidak akan sendirian berarti, In. Aku selalu siap jika dia memintaku untuk menjadi partnernya. Aku selalu siap kapanpun ia membutuhkan bantuanku *kedip nakal* *ngilang* ~ ~ ~\o/

Tapi, aku malas menanyakan jika ia tak juga berniat untuk kuketahui. Barangkali begitu ya, In? Aku tak perlu mencari tahu tentangnya jika maksud pesannya adalah bukan untuk diketahui olehku. Entahlah, aku pun jadi bingung sendiri. Yang jelas, sampai sesiang ini, dia sudah mengirim dua pesan yang begini bunyinya: “Pagi ini aku tahu bukan aku yang ada di benakmu. Namun, ketahuilah bahwa kamu yang terus berputar-putar baik di dunia mimpi maupun nyataku.” dan juga “Siang ini, hujankah di kota tempatmu berpijak? Sebab di sini justru hangat, meski tak pernah sehangat senyumanmu.”


Aku memang tersenyum saat membacanya, In. Hanya cukup aneh bagiku, seorang alumni (caelah alumni :p) pencinta diam-diam, kini diperlakukan dengan cara yang sama. Siapapun dia, aku harap dia tidak akan begitu lama menyembunyikan dirinya.

Justru jangan sampai kautanyakan kepada Nuel, In. Aku takut ternyata aku yang salah, atau bahkan malah semakin membuatnya berada pada posisi tak nyaman. Biarkan saja, bagi beberapa orang mencintai dengan diam-diam barangkali memang men(y)enangkan. Biar saja dia yang akan membuka siapa dirinya sendiri nanti.

Oh iya, hampir lupa. Sampaikan salamku pada Kak Anton. Katakan padanya, aku tak sabar bertemu dengan kalian berdua.

Dari yang sedang senyam-senyum sendiri saat membayangkan kalian,

Esti.

Oleh: @estipilami untuk @idrchi
Diambil dari: http://estipilami.tumblr.com/

---

Sepertinya Bukan Nuel


Bandung, Februari hari dua puluh tiga, 2013

Teruntuk,
Esti
yang hatinya sedang penuh-penuhnya

Hai, kamu..
Ini surat pertama setelah pertemuan kita kemarin. Terima kasih banyak atas kegembiraan yang telah  kita bagi bersama. Sesi ngobrol seharian memang efektif untuk saling mendekatkan ya, Ti. Buktinya kamu dan Manu kelihatan sudah semakin ‘ehem’ kemarin. :3

Perihal sms manis yang terus membawa senyum pada bibirmu, aku agak bingung untuk ikut senang atau bagaimana. Meski tak bisa bohong, aku memang ikut senang ketika membaca pesan itu. Aku benar-benar belum menemukan pemilik nomor itu, Ti. Dan semalam, ketika akhirnya Nuel datang ke rumah, aku cukup diyakinkan bahwa nomor itu bukanlah Nuel. Sebab, ketika aku melakukan sedikit drama untuk membuat Nuel memberitahukan semua nomor ponsel yang ia punya, tak ada satupun yang sesuai dengan nomor itu. Maka nomor itu tetap milik entah siapa.

Semoga sesegera mungkin kita ketahui pemiliknya ya, Ti. Aku mengerti, bagaimanapun manis pesannya, selalu ada rasa kurang nyaman ketika kita tak tahu siapa yang mengirim.

Salam balasan dari Kak Anton, katanya semoga kita diberi kesempatan bertemu lagi. Aamiin. :)

yang sama-sama makin penasaran,
Indri.

Surat balasan dari @idrchi untuk @estipilami
Diambil dari: http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment