SURAT RINDU #25 : 1811 KM
Mungkin. Bisa jadi
yang sedang kurasakan ini memang cinta. Seperti yang kamu katakan. Tapi aku tak
mau buru-buru untuk mengatakan ini sebagai salah satu wujud “cinta”.
Atau jangan-jangan,
kamu sudah tak sabar untuk mengatakan kerinduan antara kita ini sebagai cinta?
:p
Seribu Delapan Ratus Sebelas Kilo Meter (1811 KM), itu jarak kita. jarak kotaku dan kotamu, jarak
Medan-Yogyakarta. Jarak ragaku dan ragamu. Sangat terbentang jauh yah?
Hehehe..
Terkadang aku
meringis, tertawa sendiri memandang jauhnya jarak. Kenyataan ini pula yang
sering membuatku tercekik.
Diantara panjangnya
jarak yang memisahkan itu, ada banyak sekat-sekat yang memisahkan. Ada batas
provinsi, ada gunung, ada sungai, dan bahkan ada selat sunda yang harus
disebrangi.
Adakah kamu merasakan
hal yang sama? Mungkin sekedar berandai-andai ingin memiliki pintu ajaib
doraemon agar pertemuan kita semudah membuka pintu? Ah, tidak usah berkhayal. Yuk,
sejenak kita menatap realita, bukan meratapinya. Hihi..
Sepertinya
tidak adil
jikalau hanya aku yang menempuh jarak sejauh Seribu Delapan Ratus
Sebelas Kilo Meter itu sendirian. Bagaimana kalau kita bagi dua? Biar
adil.
Aku tidak sedang
tidak mau berusaha untuk menggapai tempatmu, menempuh seluruh jarak yang ada
sendirian. Aku mau. Tapi rasanya itu hal seperti itu tidak menjamin kita
bersatu bukan? Bisa saja ketika aku sampai ditempatmu, kamu tiba-tiba pergi. Maaf,
aku sedikiiiit meragukanmu. Jangan marah yaa :p
Aku ingin menawarkan
hal yang adil. Kalau kamu mau, kita bagi dua jarak itu. Dan kita bertemu
dititik jarak yang seimbang. Tidak apa jika kamu mau sedikit berlelah-lelah
menempuh setengah jarak itu. aku juga melakukan hal yang sama. Adil.
Tawaran menarik
lainnya dariku, ketika kita bertemu nanti di titik itu. aku hanya menjamin satu
hal. Kita sedang sama-sama menghapus jarak selamanya.
Masih bingung juga?
Kita akan bertemu
dirumah orang tua mu, Palembang. Karena itulah titik tengah jarak kita. Tidak
percaya? Cobalah untuk menghitung sendiri.
Oleh @buffhans untuk @bukanadelia
Diambil dari www.buffhans.com
---
Surat balasan @bukanadelia untuk @buffhans
SURAT RINDU #26: Tentang Tawaranmu.
Selamat pagi, pengukur jarak.
Setelah membaca suratmu, aku langsung memperhatikan peta. Pada detik ke-lima, aku menyerah. Membaca peta bukan keahlianku, kemampuan geografiku buruk. Jadi aku lebih memilih percaya saja pada jarak yang katamu terbentang sepanjang 1811 km di antara kita.
Sama sepertimu, aku juga tak mau terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa apa yang kamu rasakan adalah cinta. Aku tak mau mendahului Tuhan dengan menduga-duga yang tak dapat aku ketahui kebenarannya.
1811 km itu bukan jarak yang dekat, ya? Tentu saja aku ingin memiliki pintu ajaib Doraemon agar bisa mempersingkat jarak yang kita punya. Tapi.. Pernahkah kamu berpikir mengapa Tuhan pertemukan hati kita?
Mengapa dalam jarak yang sejauh itu, dalam dunia yang sama sekali tak ada benda-benda ajaib semacam pintu ajaib Doraemon atau karpet terbang ini Tuhan justru percaya pada dua hati kita dan mempertemukan mereka?
Tidak logis rasanya jika kita yang terpisah jarak seribu kilometer lebih ini bisa merasa begitu dekat satu sama lain tanpa adanya satu pertemuan, tanpa adanya satu tatapan, tanpa adanya satu sentuhan sekalipun. Tapi itu kita. Jarak ternyata tak mampu mengalahkan kita, tanpa kita sadari.
Sulit rasanya untuk menerima tawaranmu, tapi aku akan berusaha sama kerasnya sepertimu. Sampai titik tengah saja, lalu aku menunggu. Jika kamu tak datang, aku akan membalikkan badan dan berlalu. Tidak semudah itu tentu saja, mungkin aku akan menunggu lebih lama sebelum memutuskan untuk pergi saja.
Tapi aku percaya kamu akan datang. Memenuhi janji untuk menghapus jarak selamanya bersamaku.
Mungkin tawaranmu pantas mendapat kesempatan untuk ku beri jawaban “ya”.
Diambil dari aratiararismala.com
No comments:
Post a Comment