Hai..
Bagaimana kabarmu, api yang menyala diatas tumpukan kayu bakar?
Aku sengaja mengirim surat selarut ini, bukankah biasanya kamu selalu terjaga sampai pagi?
Hmm.. Lama tak melihat dirimu meliuk di kegelapan sana.
Memberi penerangan ketika malam datang tanpa mengaburkan sinaran bintang.
Mengalirkan hangat sekaligus menghalau udara dingin yang menggertakkan tulang.
Dan tentunya, menjadi saksi dalam sebuah persahabatan dan kekeluargaan.
Tahukah kamu bahwa aku adalah pemuja rahasiamu?
Aku selalu menyukai nyala dan liukanmu ketika angin malam berhembus.
Kamu menerangi, menghangatkan, menyemarakkan malam.
Bukan, bukan dengan cara meledak – ledak seperti yang kembang api lakukan.
Kembang api itu bikin senengnya cuma sebentar.
Meledak – ledak, abis gitu udah, nggak nyisa apa – apa.
Tapi kamu beda, kamu membakar diri perlahan sampai di penghabisan malam.
Nyalamu menenangkan.
Hai, aku belum selesai membuat pengakuan.
Masih ada satu hal lagi yang kamu harus tahu.
Selain menjadi pemuja rahasiamu, sekarang aku juga sedang merindukanmu.
Bagaimana denganmu sendiri?
Tidakkah kamu merindukanku?
Tidakkah kamu merindukan kami yang biasanya reuni disekelingmu?
Berkumpul dalam lingkaranmu setelah beberapa waktu terpisah untuk merangkai kisah masing – masing?
Tidakkah kamu merindukan siluet senyum kami yang bahagia karena bisa menghabiskan malam bersama?
Atau tawa dan nyanyian yang kami lantunkan untuk merayakan malam?
Tapi setidaknya rindukan percakapan lirih tentang cerita satu sama lain ketika malam semakin pekat.
Aku harap kamu merindukanku juga
Karena saat ini, lewat tengah malam hari ini, aku begitu merindukanmu.
Karena saat ini aku merindukan mereka yang biasa merayakan malam di sekelilingmu.
Karena saat ini aku merindukan tertawa dan berbagi cerita bersama mereka.
Karena saat ini aku merindukan menemukan diriku sendiri diantara kalian.
Semoga semesta berkonspirasi untuk mempertemukan kita lagi.
Aku, kamu, dan mereka semua dalam kesamaan waktu dan jarak.
Tak apa hanya semalam saja.
Dari yang selalu merindukanmu
10 Februari 2013, 00.25
Stupa with PMR SMADA Kediri, 2006
Ditulis oleh : @dhelialio
Diambil dari http://certamenergosum.wordpress.com
No comments:
Post a Comment