#30HariMenulisSuratCinta adalah proyek non komersil yang digagas untuk menggabungkan kesenangan menulis di twitter dan blog. Proyek belajar menulis bersama ini dilaksanakan setiap 14 Januari - 14 Februari setiap tahunnya. Ini adalah tahun ketiga pelaksanaan proyek menulis yang juga menjadi ajang silaturahmi dari blog ke blog.
11 February 2013
Tiga Puluh Lima Detik Itu
Dear Kakak,
Suratku lalu tak sampai padamu ya. Tukang posku mungkin seperti Kakak — ikut memilih berdiam saja dalam bertugas
Tak apa. Aku masih mendengarkan Kakak seperti dulu pernah dikatakan : teruslah menulis. Kuiyakan Kak. Sebab aku mau menulis terus dan terus hingga indah — seindah tulisan Kakak. Jika sudah indah pasti tukang posku tak enggan lagi bertugas mengantar suratku. Begitu ya Kak…
Kak, masih bergeming? Lala memohon sekali diajarin terus menulis. Tetapi bagaimana cara Kakak jika dengan diam saja, dan enggan membaca tulisanku?
Semau Kakak…
Gong xi fa cai…
Hari ini memulai tahun baru kalendar china. Tahun ular air. Semoga sejahtera, seperti kata mereka yang merayakan.
Hari ini banyak perayaan, banyak yang berpesta. Pagi sekali aku ke kota. Seperti biasa aku mencari foto-foto terbaik tentang perayaan imlek tahun ini. Warna-warna indah dari bulu kostum sepasang barongsai, nuansa merah para pemain musik.
Semua bertepuk,
semua bersorak,
semua bergembira
Hasil foto-foto ada Kak, mau lihat ya? Tapi bagaimana caranya dengan masih berdiam… baiklah… semua seperti inginmu Kak.
Selepas dari kota, aku mampir untuk makan siang. Menuku nasi gudeg Bu Ahmad, hmmm… kesukaanku. Tapi aku harus bergegas. Ada obat yang harus kubeli untuk Pak No dan aku sudah ditunggunya.
Langit bercahaya, baru saja hujan reda pun aspal tak panas menyisakan genangan basah. Aku berhenti di perempatan jalan lingkar Monjali. Tiga puluh lima detik lagi lampu pengatur lalu lintas beralih warna hijau. Di depanku ada dua kendaraan. Oya aku naik motor. Antrian paling depan sendiri ada bus pariwisata. Jadi ingin ikut piknik… #eh. Lalu berikutnya sebuah kendaraan kecil saja.
Tiba-tiba Kak…
Dari balik depan bus muncul seorang badut, Kak. Matik lah aku… aku terkesiap pun sambil menahan nafas. Ketika aku menengok sebelah kananku, ada badut lagi, Kak, berjalan di tengah pembatas jalan.
Hah… aku makin menahan nafas… semoga dia tak mendekatiku. Para badut itu sedang mencari uang, Kak. Mereka seperti para pengamen tetapi beratraksi pantomim. Kayaknya banyak yang suka, Kak, banyak yang memberi uang. Atau mereka ada yang takut sepertiku ya Kak?
Untung saja sebelum tiba mendekatiku mereka segera menepi, penghitung waktu mundur lampu pengatur lalu lintas segera berakhir.
Whoaaaaah… legaaa aku segera memacu motorku. Semoga mereka hari ini banyak rejeki pun sebab berkat di tahun baru.
Kakak belum mau ketawa juga…
Salam rindu
Lala
Oleh @_bianglala untuk @dzdiazz
Diambil dari http://pelangiaksara.wordpress.com
Labels:
Surat Cinta #28
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment