11 February 2013

Aktivitasku


Hei kamu yang lagi betah sama aktivitasmu!
Bosan ya selalu aku buatkan surat? Kalau aku buatkan kopi setiap pagi, bosan juga? 
Iya, aku tahu kamu tidak suka membaca, tapi kamu suka aku kan? Jadi kamu harus baca tulisanku hihi. 
Kamu masih sibuk? Aku mau cerita sedikit, supaya kamu tahu aktivitasku.
Aku habis mengunjungi seorang kakek yang pakai kursi roda dan sedang disuapi sarapan oleh istrinya (yang juga sudah nenek-nenek). Aku jadi sadar, Cinta tanpa fisik itu seperti mereka ya, sudah jelek berkeriput bahkan sulit berjalan tapi masih saling sayang. Apa kita bisa seperti itu? Kalau iya, aku tidak akan takut untuk jadi tua asal bersamamu.
Terus setelah urusanku selesai aku mampir dulu ke warung bakso, disana aku bertemu seorang ibu, dua anaknya, dan suaminya sedang makan di warung bakso. Mesra sekali keluarga itu, makan bersama, tertawa bersama, tanpa beban. Dan kamu harus tahu, ibu cantik itu buta, dan aku bisa lihat aura saling mencintai mereka, dua anaknya juga lucu sekali. Ternyata benar kata penulis Tere Liye, bahwa Kita sama sekali tidak membutuhkan mata untuk memandang cinta sejati kita. Tidak memerlukan kelopak mata untuk mengenalinya, ia selalu datang, tidak pernah tersesat. 
Aku segera menaiki angkutan umum meninggalkan warung bakso, cuaca sudah mendung, harus segera pulang. Dan di dalam angkutan aku melihat seorang bule pakai kalung Rosario yang besar, dan di sebelahnya ada perempuan berkerudung. Mereka berbincang dalam bahasa inggris dan aku menangkap pembicaraan mereka. Membicarakan apa yang harus dilakukan kalau sudah sampai dirumah nanti, dan dari percakapannya aku tahu mereka sudah menikah. Semudah itukah cinta menyatukan dua prinsip yang berbeda dan memusnahkan ego? Tapi kok kita yang satu prinsip saja, masih kalah oleh egoisme masing-masing ya? Kenapa coba kita masih kalah sama keegoisan kita?
Perjalananku sudah sampai. Aku sudah di rumah kakakku, dan bertemu keluarga yang jauh lebih bahagia dari orang-orang yang kutemui sebelumnya. Keluarga yang sedang mengajarkan anak-anaknya mengaji, menghafal kitab suci, dan sembahyang berjamaah. Kata kakakku, kalau dalam sebuah keluarga agamanya bagus maka urusan lainnya akan bagus juga. Mau memperdalam agama bareng nggak? supaya kedepannya kita bisa lebih baik nih.
Tak lama aku tertidur, dan bermimpi sedang duduk di ruang tengah berlantai kayu, rumah kita nantinya. Terlihat kalau kehidupan kita akan jauh lebih bahagia dari orang-orang yang aku temui sebelum tidur. tetap akan ada masalah, tapi kita memiliki tiang kepercayaan, kesetiaan, loyalitas, dan saling menguatkan komitmen.
Aku akhirnya terbangun dari tidurku, dan segera menuliskan surat ini. Sepertinya tugas kita untuk memperbaiki diri masih banyak ya, aku jadi ingin cepat-cepat bertemu kamu untuk mendiskusikan hal ini. Sekarang sudah pukul empat dini hari, sedang apa kamu?

Selamat pagi, 
Sudah bangun untuk sembahyang subuh, atau perlu kubangunkan? :)


Oleh @unidzalika
Diambil dari http://chairanidzalika.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment