What If?
To:
wardani.ema@gmail.com
Subject:
Hemmm. Gimana ya
ngejelasinnya?
Oke. Awalnya, mungkin
iya. Its all about me. To save me, to save my ass.
Tapi beberapa hari ini
aku juga mikir, Em. Swear. Gak ada yang lebih baik dari kamu untuk menjadi
pendampingku.
Lihat, kamu kenal aku
sudah lama. Dari remaja. Kalau aku ada apa-apa tebak ceritanya selalu sama
siapa? Meski kita udah jarang ketemu, kita masih komunikasi kan? Lewat telpon,
email, bbm, facebook, twitter.
Kalau aku dekat dengan
cewek, siapa yang pertama kali tahu? Kamu. Meski aku gak pernah ngomongin itu.
Kamu selalu melihat tanda-tandanya dari facebookku atau twitterku. Kamu akan
bbm nanya lagi deket sama si A ya? See? Kamu selalu tahu.
Pas aku mau usaha warung
makan Moro Lenggah ini, siapa yang aku ajak konsultasi? Kamu.
Tentang Dira, siapa yang
aku ajak cerita untuk melamarnya atau tidak? Kamu. Meski kamu di awal bilang
dipikir dulu, jangan tergesa, aku yang tetap nekat. Aku salah. Kamu benar. Aku
patah, dan berceritanya juga kepada siapa? Kamu.
Em, kamu yang selama ini
paling tahu apa yang terbaik untukku dan yang bukan. Kamu, kamu, dan kamu.
Aku tidak tahu apa
bagimu aku juga sama, tapi pikirkan dulu tentang apa yang aku katakan ini.
Aku akan tetap ke
Jakarta, meski tanpa izinmu. Aku tungguin kamu di kos kalau perlu. Kalau sampai
berhari-hari kamu menghindari aku di Jakarta, aku akan mampir ke kantormu jam
makan siang. Aku gak akan ganggu kerjaan kamu. Aku janji. I just need to talk.
Beri aku kesempatan itu
saja.
Oleh: @adityalenggah
untuk @wardaniema
Diambil dari: http://www.namarappuccino.com/
---
What If?
To:
aditya.lenggah@gmail.com
Subject:
Gila kamu dit, kenapa
kamu sampe melibatkan mama papaku? Pagi pagi sekali mama telpon dan mengatakan
kalau kamu datang ke rumah dan kamu meminta ke mama papa untuk menikahiku.
Oh GOD...kamu ini putus
asa dit, sekarang kamu mencari cari pembenaran untuk menikahiku. Kamu
menciptakan drama dalam persahabatan kita, honestly selama ini aku menjalani
peran sebagai sahabatmu benar benar tanpa pamrih. Kalo akhirnya aku menjadi
yang terbaik bagimu, apakah menikah menjadi hal yang lumrah?
Adit, dari awal aku
sudah bilang, kalau kamu merasa kamu adalah sahabatku percakapan konyol ini
tidak akan pernah terjadi. Tidak akan pernah terjadi,
Dengan melibatkan mama
papa, kamu benar benar membuatku patah hati.
Surat balasan dari
@wardaniema untuk @adityalenggah
Diambil dari:
http://miftachaliq.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment