Sayang..
Kota beranjak gelap, baru saja hujan kesekian kalinya di bulan cinta ini,
meninggalkan rindu di ujung tempat tidurku yang tak jua kau ambil.
Berceceran di ambang pintu dan melewati semua sisi yang masih bisa dijangkau cahaya.
Sore ini dingin, seperti hujan di bulan ini yang tidak mau dilupakan cepat;
seperti aku yang tidak mampu melupakanmu.
Ah, tiba-tiba saja kenangan kita berlompatan.
Kau lelaki yang mengagumi kesendirian,
sedang aku yang terlalu memuja melebihi rasa takut kehilangan.
Ada sisa genangan air di depan rumahku, juga di pelupuk mata.
Aku merindukanmu setelah banyak hal yang kau abaikan.
Sangat......
Apakah pelukanmu masih hangat seperti dulu?
Tiba-tiba dadaku terhimpit nyeri -entah apa ini.
Dingin...
Aku ingin menikmati kopi bersamamu
atau sebatas menikmati senyumanmu
Tapi kau tak ada, juga pelukan yang pernah kau janjikan
Maka iblis-iblis menang atasku; aku menuduhmu hari ini..
"Jarak menyusun khianat; setidaknya prasangka.."
Setiap doa
Tak jarang rindu membuatku amnesia, lupa siapa Tuhan, siapa mahlukNya
Aku baik-baik saja, masih dengan cinta yang belum kau ambil.
Sayang, selalu ada ikatan yang merusak ikatan, lalu mestikah jarak yang kita tuduh?
Yang Merindukanmu
f!
Ditulis oleh : @fre_drica
Diambil dari http://fredricmocca.posterous.com
Diambil dari http://fredricmocca.posterous.com
No comments:
Post a Comment