Apa kabar hatimu, Kekasih?
Hatiku di sini masih berusaha menangkap degup yang sesak karena rindu.
Apa detak di jantungmu masih tak berirama bila mendengar namaku?
Kekasihku...
Hitungan hari yang kita lewati tanpa kata rindu sudah tak dapat kuhitung lagi. Aku sepi, ternyata.
Aku melukis senyum di wajahku di atas airmata yang terus mengalir deras bila aku mendengar namamu.
Kekasihku...
Kamu tidak pergi kemanapun, memang.
Aku tahu itu. Kamu selalu ada.
Hanya saja hatimu sudah berhenti mencintaiku saat ini.
Hatimu sudah mati. Mati untuk merasakan rindu yang selalu kukirimi lewat doa.
Kekasihku...
Aku tak mengerti harus bagaimana lagi untuk menghidupkan kembali hatimu yang mati. Segala cara telah kucoba, termasuk merekatkan jarak. Percuma.
Hatimu sudah membeku. Airmataku pun tak mampu meninggalkan lubang di situ.
Menyerah?
Tidak.
Bukankah kita pernah berjanji untuk saling mencintai sampai detak di hati kita masing-masing tak ada lagi?
Bukankah kita pernah berjanji untuk tetap saling menggenggam dalam keadaan apapun?
Bukankah kamu pernah berkata, kita akan selalu bersama walau di keadaan terendah dan terjauh kita?
Apa kamu lupa?
Kepada hatimu yang berhenti mencintaiku...
Aku akan memberikanmu hatiku bila perlu. Untuk kamu bisa merasakan bagaimana aku mencintaimu sepenuh hati.
Berjanjilah sayang.
Berbahagialah setelah ini.
Biarlah aku dengan cinta ini. Menunggu sudah kulakukan sejak dulu. Sejak kamu memintaku untuk menunggumu dengan sabar, di tempat kita berjanji untuk tidak pernah saling meninggalkan.
Tertanda,
Hati yang tak pernah mati mencintaimu.
Ditulis oleh : @OkkyYolanda
Diambil dari http://okkyyolanda.blogspot.com
No comments:
Post a Comment