In a heavy rainy day..
“Dan ku tak mampu..Menjalani semua..Hari-hari tanpamu..Dan aku tak tahu..Apa yang kulakukan..‘Tuk dapat melupakan kamu
Itulah prosesku..Melupakanmu…” -Abdul and the coffee theory-
Dear Rani..
Hanya lagu itu yang iringi jeritan bisu hatiku.. yang ga mungkin orang tau,
Ya.. Rani, kamu pun mungkin ga akan pernah tau, kamu sosok yang selama ini temaniku, mungkin tak pernah tau apa yang aku rasakan sekarang, karena mungkin kamu terlalu sibuk bermain dengan perasaan buatan mu.
Ya..yang kamu tau hanya sosok aku yang angkuh, egois, acuh, dan apalagi kata yang bisa definisikan aku di mata kamu..
Rani..kamu tak pernah tau seberapa banyak tangisan yang aku sembunyikan jauh di belakang punggung indahmu, seberapa banyak sakit yang ku pendam sendiri, seberapa jauh batas yang ku urai untuk tetap bersamamu..
Ya, sekali lagi yang kamu tau hanya aku Putra yang angkuh dan egois, yang tak pernah kamu tau klo itu salah satu caraku untuk sembunyikan seberapa rentannya aku.. karena aku selalu ingin terlihat kuat didepanmu, karena aku ingin selalu terlihat tegar di mata mu. Karena aku berusaha untuk menjadi sosok tanpa cela di hatimu..
Rani, kamu tau kenapa aku pengen kaya gitu?
Karena aku ingin menjadi “Perfect Putra di dunia Perfectionist Rani”
Suatu obsesi kecil yang kadang buat ku terlupa akan lukaku sendiri, akan dunia ku, yang ternyata bukan hanya tentang kamu, kamu dan kamu..
Dunia ini ternyata tentang kita.. aku, kamu, dia, mereka, hidupku yang tanpamu, hidupmu yang tanpa aku, hidup kita.
Karena kamu tau Rani? Aku sayang kamu..
walau kadang aku tak memperlihatkannya.. tapi aku sangat sayang kamu..
Bahkan saat emosi dan ego ini meluap, rasa itu tak pernah berubah,
Bahkan saat kau bertahta dengan angkuh di atas kekhawatiranku, rasa ini semakin kuat..
Di saat aku bersikap seolah tidak peduli, batin aku sakit, Rani! Nurani ku berperang, bersikap tidak peduli tidak sesederhana yang kamu pikir, karena kekhwatiran itu tetap meraja.
Tapi sekarang semua ini berakhir dengan kata benci, kata yang aku pun ngeri untuk sekedar membayangkannya.. yah, mungkin kita gagal..
Kita gagal jadiin sayang kita sebagai sesuatu yang bisa dengan kuat satukan kita, sayang pun akan terluka jika terus dilukai oleh ego.
Sekarang aku, dengan hidupku.. kamu dengan hidupmu..
Saling memunggungi untuk menangis sejadinya, mengemis untuk sekedar bisa tersenyum..
Mudah-mudahan irisan sakit hati ini bisa menjadi setapak menuju kedewasaan kita..untuk jalani hidup..
Walaupun bukan denganku..
Aku sayang kamu Rani..
With tearless cry
Putra
Ditulis oleh : @chesterdee
Diambil dari http://chesterdee.tumblr.com
No comments:
Post a Comment