31 January 2013

Sehari Hore


Di perjalanan menuju kantor pagi tadi, aku berhasil menerobos perempatan ramai saat lampu hijau hanya tersisa 2 detik saja. Padahal, motorku masih berjarak sekitar 50 meter dari lampu lalu lintas. Hebat! Motorku tak kalah hebat dari mobil seharga ratusan juta.

Siang tadi di kantor, aku berhasil memasukkan bola dari gumpalan kertas ke dalam keranjang sampah yang jauh di ujung ruangan hanya dengan satu kali lemparan. Tepat sasaran tanpa perlu berlaku curang.

Sore hari saat kembali ke rumah, aku mampir ke minimarket untuk membeli rokok dan pulsa telepon. Petugas kasir yang cantik memberiku sebungkus wafer berukuran mini sebagai hadiah karena aku mengisi pulsa di minimarket itu. Oh, aku juga dapat potongan harga Rp. 1.000,- untuk sebotol teh hijau beraroma buah persik yang kubeli. Rasanya seperti cairan untuk mengepel lantai yang bisa digunakan untuk bunuh diri, tapi aku suka dan aku masih hidup.

Malam ini setelah penat akibat sehari penuh berkegiatan, seperti biasa aku tidur-tiduran sambil sibuk sendiri dengan telepon genggamku. Tiba-tiba datang pesan singkat dari nomor tak dikenal yang pengirimnya mengaku bernama Hj. Nensi dan dia memintaku untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening bank yang tertulis dalam pesan singkat itu. Aku iba pada Hj. Nensi, tapi uangku juga pas-pasan. Niat baikku untuk memberi sedekah pada Hj. Nensi berakhir menjadi niat saja, tapi setidaknya aku sudah berniat baik.

Demikianlah cerita tentang bagaimana aku berhasil menjalani hari ini dengan penuh prestasi. Hari ini yang juga hari pertama setelah kemarin kamu mencampakkan aku dan lebih memilih untuk bersama lelaki lain. Lelaki yang dengan mobil mahal dan kekayaannya telah merebutmu dariku. Dia sih enak, punya banyak uang. Sedangkan aku hanya bermodalkan ketampanan. Sempat aku berniat untuk pura-pura tak sengaja meminum cairan pengepel lantai beraroma buah persik yang pura-pura kukira teh hijau, tapi untuk apa? Tidak ada gunanya galau jika pacar telanjur menjadi mantan, dan aku telanjur single.

Apa aku bahagia? Tidak terlalu, tapi aku cukup bersyukur atas hal-hal sederhana yang kuanggap sebagai pencapaian hari ini. Bahagia atau tidak, itu hanya masalah persepsi dalam menyikapi apa yang terjadi. Aku hanya ingin memberimu kesan kalau aku baik-baik saja dan berhasil melewati semuanya. Untuk sekadar berjaga-jaga siapa tahu suatu hari kita tak sengaja bertemu, seperti hari ini.

Hari ini aku berhasil pura-pura tidak terluka. Hore. 

30 Januari
― si terluka yang sok tegar


Ditulis oleh : @dennyed
Diambil dari http://dennyed.tumblr.com

No comments:

Post a Comment