Ular besar dan hitam itu hidup. Benar-benar hidup. Tumbuh dari kulit punggungku; dari sesulur tribal yang meliuk.Aku terbangun begitu saja dari mimpiku dan nafasku engap.
Berdesis.
Aku jeri. Kucoba meraih lehernya yang tegak. Tidak berhasil. Kini dia berada di atas tubuhku. Menindihku.
Mencoba menyetubuhiku, lalu kegelapan.
Kau tertawa mendengar cerita mimpiku. Hei, kau masih ingat mimpi yang kuceritakan?
Dahulu aku pernah bermimpi sama. Dan pernah kuceritakan padamu. Itu mimpi ketika aku masih bocah, berumur 8 tahun, setelah aku selamat dari percobaan pelecehan seksual oleh seseorang yang dianggap terhormat. Mimpi ini menghantuiku setiap malam-malamku, dan berlangsung lama. Kau tahu betapa aku tersiksa saat itu.
Beruntungnya aku, bertemu seorang yang baik di keluargaku. Percaya atau tidak mimpi itu tidak ada lagi.
Ketika dewasa, sesungguhnya aku mulai merindukan ular itu. Ya, ular hitam dan besar dalam mimpiku dahulu. Di mana dia?
Bukan begitu. Bukan ular itu. Tetapi kamu. Ya kamu!
Kuceritakan padamu. Ada dengus hangat yang sama seperti ketika kau menciumiku. Bahkan aku menikmati pelukanmu yang melilit erat. Bahkan aku dan kamu bisa meliuk kenikmatan dalam fisik tubuh yang sama.
pun basah bersama…Tetapi kamu tak tahu. Kini kucatatkan ular besar dan hitam itu sebagai sesulur tribal di punggungku, agar ada malam-malamku bersamamu.
Ibuku? Ah, Beliau tak perlu tahu tentang tattoo itu. Pun hubungan kita. Sebab tak ada yang percaya kisah cinta perempuan dan perempuan itu.
Ya. Ini tentang aku dan kamu. Rahasiakan saja ini.
Masihkah kau tertawakan mimpiku?
salam rahasia mimpi
lala
Oleh @_bianglala
Diambil dari http://pelangiaksara.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment