Hai,
Aku bukannya menghindarimu, namun rasa bersalahku mengunci bibirku. Aku tak mampu berkata-kata. Aku bahkan tak mampu menatapmu dan menyapamu kemarin.
Aku kehilanganmu, harus kuakui itu. Aku kehilangan keberadaanmu di sisiku. Aku merindukan kelakar bodohmu, tawamu, kegilaan-kegilaanmu. Aku merindukan percakapan kita. Aku merindukanmu.
Memang harus kuakui bahwa apa yang terjadi diantara kita merupakan kesalahanku. Dan aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan untuk memperbaikinya. Aku tak berdaya, sebab aku takut akan penolakanmu, yang lebih menyakiti hatiku daripada hinaan apapun yang kau lemparkan kepadaku.
Kini aku tak sanggup untuk tersenyum di depanmu. Aku tak sanggup menyapamu. Aku bahkan tak sanggup untuk sekadar bertemu denganmu. Aku memang pengecut, terlalu takut terluka untuk memecahkan kebekuan diantara kita.
Adakah yang bisa kulakukan untuk mencairkan kebekuan ini?
Yang sangat merindukanmu,
Aku
oleh @teresakartika
diambil dari http://suarangin.wordpress.com
No comments:
Post a Comment