Hidup? Entah itu apa, entah bagaimana aku mengisinya. Semuanya bagai sampah sudah,ketika kebaikan berlandas pada kemunafikan. Kejujuran berlandas pada keserakahan. Pertanyaan yg sama lagi “apa itu hidup?” Aku hanya tersenyum sinis sembari membayang. Bagaimana ketika ketiadaan terinjak-injak dengan kemubaziran. Ketika kecacatan terolok-olok dengan kesempurnaan yang sebenarnya hanya berupa sok bercampur keangkuhan. Aku kembali tersenyum sinis sembari menatap langit....
Jika kau berkata dunia ini masih baik karena Tuhan tetap menjaga kedamaian dunia yang membosankan ini. Aku malah berfikir sebaliknya, bahwa Tuhan sudah bosan melihat dunia yg berperdu dengan kemunafikan ini. Pandang saja mereka, tersenyum angkuh melihat budak mereka tersipu menahan pedih. Lihatlah betapa bangga mereka ketika budak mereka perlahan-lahan mati tertusuk belati keserakahan mereka.
Kau pikir hidup di dunia ini indah? Mungkin imajimu sudah porak poranda dihancurkan oleh kemunafikan dan keserakahan dunia ini. Aku saja jijik ketika mereka, ya benar, mereka yang katanya bisa mendengar aksara-aksara rintihan disekitar mereka, nyatanya ? kau fikirkan saja sendiri bagaimana mereka.
Mataku sudah buta akan keindahan, akan kejujuran, akan segala paras cantik dunia ini. Yang ku tau, dibalik semua itu hanya ada bayang gelap dunia. Gelap dan kelam. Dan semakin banyak sendau gurau mereka yang menjadi budak keserakahan, semakin besar dan kelam pula bayang gelap dunia ini. Bahkan segaris cahaya pun takkan mampu ada di dalamnya.
Kau tau apa yang bisa menghapus itu semua? Jika ya, lakukan itu mulai dari sekarang. Karena kau “agent of change” dan pelukis yang akan melukis kanvas dunia ini dengan sesuatu yang indah, yang berbayang kejujuran, yang berobyek pada satu senyum memandang masa depan cerah berperdu cinta.
Oleh @Kaito_Firman
Diambil dari http://tempat-jatuh.blogspot.com
No comments:
Post a Comment