31 January 2013

Adni Dan Hapsari


Apa kabar, Adni?

Sudah lebih dari 6 tahun lamanya kita tidak bertemu dan membicarakan hal apa saja yang kita mau. Terakhir ku ingat, kita begitu hangat dalam percakapan tentang kelulusan. Saat itu kita baru saja menyelesaikan bangku SD dengan nilai yang memuaskan. Semua warga sekolah dari guru, teman-teman, adik kelas bahkan penjual di kantin tahu, bahwa kita bersahabat dekat, dan sama-sama bersaing untuk selalu menjadi peringkat pertama dikelas. Persaingan yang begitu sehat karena kita adalah sahabat. Informasi apapun yang aku tahu selalu kubagi denganmu, pun begitu denganmu. Sudah kuanggap kamu bahkan seperti adikku sendiri. Adik yang manis dan penurut serta menyayangiku.

Sepulang sekolah selalu kita sempatkan untuk sekadar ngobrol ringan di ruang kelas yang sudah mulai sepi. Dari pelajaran sekolah yang selalu kita kemas dengan asyik sampai masalah keluarga. Kebetulan pula, kakak sepupuku adalah teman sekelas kakak lelakimu di bangku SMP, dulu. Semua hal yang kubagi denganmu begitu mengesankan, kita cocok dan telah saling paham apa selera masing-masing. Begitu sangat kusyukuri kehadiranmu dalam hidupku, di usia anak-anak sepertiku telah kutemukan seorang sahabat yang selalu bersedia ada di setiap lelah dan gembiraku.

Tentu kamu juga ingat, sekolah SD kita dekat dengan studio foto. Sesekali ketika kita bosan, sepulang sekolah kita dapat bergaya bebas di depan kamera. Dengan selendang yang biasa kita gunakan untuk les menari bersama, atau dengan kaos yang selalu ada di tasmu untuk baju ganti ketika kau tak sempat pulang kerumah karena langsung les disekolah. Beberapa hari kemudian kita ambil foto kita di studio itu yang telah sebelumnya dicetak menjadi 2, untukku dan untukmu. Taukah kamu, foto dengan sahabat terbaikku terbingkai manis selain dalam pigura di sudut kamarku juga di relung hatiku. Betapa selalu kuingat kamu dalam setiap kesempatan, bahwa hidup ini begitu indah denganmu. Apa lagi yang menyenangkan bagiku yang ketika itu masih anak SD selain orang tua yang begitu perhatian terhadapku, adik yang lucu, prestasi sekolah yang membanggakan, guru-guru terbaik yang kudapat dan seorang sahabat sepertimu yang menyempurnakan semuanya?

Ketika kelulusan SD, masih kulihat senyum di bibirmu mengembang dan mengucapkan selamat padaku karena aku berhasil menjadi juara umum di sekolah. Aku begitu bahagia, bukan hanya karena aku dapat juara umum tetapi karena kamu mendapat peringkat 2 tepat dibawahku yang artinya kita akan bisa sama-sama melanjutkan ke SMP favorit yang sudah kita mimpikan jauh-jauh hari sebelumnya. Sudah kubayangkan akan begitu membahagiakan kehidupanku di SMP nanti karena akan ada kamu lagi menyemangati hari-hariku.

Namun sepolos itulah pikiran anak SD, di bangku SMP satu angkatan tak hanya ada satu kelas, melainkan 8 kelas. Walaupun sudah kuharapkan akan bisa berada sekelas lagi denganmu, nyatanya kita terpisah juga. Kau di kelas 1A dan aku di kelas 1F. Kau berkenalan dengan teman-teman barumu begitu juga denganku. Kau mulai sering bercanda dan terbiasa dengan kehadiran teman barumu, dan entah mengapa hal itu membuatku merasa tersisih. Aku tak lagi menjadi sahabat terdekatmu. Mungkin aku cemburu. Ku coba mengasyikkan diri dengan teman baruku agar aku bisa sepertimu. Namun nyatanya tak pernah kudapat sahabat sebaik dirimu. Senyaman dirimu.

Entah dari sudut hati yang mana, ketika perlahan-lahan kau mulai terbiasa tanpa kehadiranku dan aku pun mencoba demikian. Tiga tahun di SMP tak bisa sehangat seperti enam tahun bersama di SD. Mungkin aku hampir kehilanganmu, sahabatku. Walaupun dalam setiap malam menjelang tidurku selalu kuingat kamu dalam doa. Kukenang segala kebersamaan kita. Aku bahagia, setidaknya pernah memiliki sahabat sepertimu. Sahabat terbaik yang tak akan pernah terkikis waktu. 

Sekarang kita sudah sama-sama di bangku kuliah. Aku di Semarang, dan kamu di Jakarta. Kabar kamu kuliah di Jakarta pun tidak langsung dari mulutmu yang kudengar. Melainkan teman-teman barumu semasa SMP dulu yang lebih tau kamu sekarang. Aku hanya sebagai pengamat hidupmu, memastikan kamu selalu baik-baik saja, sahabat kecilku.

Ah, aku selalu mengingatmu yang bahkan sudah tak ada lagi memori tentang kita di ingatanmu. Cukup kupandangi foto kita semasa SD, dengan senyum mengembang dan raut muka bahagia tiada beban tersimpan. Padamu, segala doaku yang terbaik. Semoga sama-sama kita dapat mewujudkan cita-cita yang sempat kita angankan bersama waktu SD. Semoga segala yang terjadi di hidupmu, di hidupku nantinya akan menempa kita menjadi gadis kuat yang mandiri dan bijaksana menyikapi segala masalah.

Dari yang selalu merindukanmu.

Sahabat masa kecilmu.

Hapsari.


Ditulis oleh : @enhanhanha
Diambil dari http://ernamardjono.tumblr.com

No comments:

Post a Comment