Hey, apa kabarmu? Baik? Atau berpura-pura baik?
Entah apa jadinya jika tidak ada teknologi secanggih sekarang ini. Aku berterima kasih kepada seorang teman yang tak pernah ku temui sebelumnya, karena telah memberiku berita yang seharusnya tak aku dengar. Dan dengan sedikit stalking linimasa-mu, aku menemukan kebenaran.
Malam itu aku tahu, lelakiku sedang menjalin hubungan denganmu. Iya, kau masuk di kehidupan kami saat hubungan kami renggang. Wajarlah, jarak, waktu, pertemuan, rindu, kesibukan masing-masing, dan segudang alasan lainnya yang membuat kami jenuh. Kau mempunyai paras cantik, pendidikan yang tak main-main, dan aku rasa kau juga dari keluarga dengan ekonomi ‘wah’. Aku kalah telak darimu tentang semua itu.
Yang aku tahu dari lelakiku, ia hanya jenuh dengan keadaan kami yang semakin hari semakin menjauh. Yang setiap hari hanya ada aku si pencemburu.
Kau, wanita pelarian lelakiku…
Kau juga seorang kekasih bukan? Tidakkah kau punya hati? Atau sedikit saja pikiran, bagaimana perasaanmu ketika lelaki yang kau cintai bermain hati dengan perempuan lain? Ah, aku ragu kau punya hati…
Kau, wanita pelarian lelakiku…
Terima kasih telah hadir di antara kami sebagai hiburan untuknya. Terima kasih telah menemaninya selama aku tak ada. Terima kasih telah membuatnya bahagia sementara. Terima kasih, karenamu aku dan dia bisa memulai kembali dari awal. Maaf telah membuatnya meninggalkanmu, karena memang seharusnya begitu. Kau tak lebih dari sekedar pelariannya dariku. Hati, sejauh apapun ia pergi, akan kembali pulang kepada pemiliknya meskipun terluka.
Kau, wanita pelarian lelakiku…
Aku tak marah kepadamu ataupun kepada lelakiku. Mungkin aku yang salah, sehingga dia bermain-main denganmu. Terserah apa yang kau tulis di linimasa-mu, aku tak peduli, lelakiku kembali :)
Ku doakan apa yang terjadi kepadaku tak terjadi kepadamu.
Oleh @iddailiyas
Diambil dari http://iddailiyas.tumblr.com
No comments:
Post a Comment