Dear Tata dan Ian,
Selamat pagi buat kita yang sering bangun kesiangan. Bagaimana kabar kalian? Bagaimana di tempat kost masing-masing? Menyenangkan kah?
Aku di sini agak kesepian, sering sendirian.
Tata, Ian,
Ingat tidak sebuah rumah tua dengan halaman parkir cukup luas namun tidak terawat itu? Ingat tidak rumah tua dengan kamar-kamar kecil dan agak pengap? Rumah kost-kostan yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, tentu saja rumah berlantai dua berisi enam kamar, sebuah dapur, tempat jemuran dan dua kamar mandi. Bagian kedua, deretan kamar di depan halaman yang berjumlah enam (kalau tidak salah ingat) dan dua buah kamar mandi. Kita adalah tiga penghuni cantik rumah suram itu. Abaikan saja tiga penghuni lain yang berada di daerah halaman rumah, toh kita jarang berinteraksi dengan mereka.
Rumah tua suram buram itu terasa begitu cerah dan berwarna pada saat kita bersama. Ah begitu banyak kenangan tercipta dalam waktu hampir tujuh bulan. Penghuni pertama adalah Ian, kemudian menyusul Tata, dan terakhir aku sendiri. Aku masih ingat betul warna kamar kita. Kamarku berwarna biru dengan tirai hijau menjulang. Kamar Ian berwarna merah (dasar Red Girl). Naik ke lantai dua, kamar Tata berwarna pink, hitam dan entah warna apa lagi (kalau tidak salah). Kamar Tata adalah yang paling luas, bahkan memiliki beranda sendiri. Sinar matahari memancar lewat jendela besar, membuat kamar itu terkadang terasa panas.
Kamar mandi di rumah itu agak kurang layak, kurang bersih maksudnya. Aku lebih suka memakai kamar mandi belakang yang ditumbuhi lumut namun memiliki penampungan yang terbuat dari batu hingga airnya sejuk bak di pegunungan. Sayangnya, seringkali sepasang kecoa bertendeng sampai aku ketakutan. Kalian lebih suka mengggunakan kamar mandi dekat dapur yang memang lebih nyaman.
Bicara soal dapur, ingatkah tentang wastafel yang sering mampet dan kerannya mengucurkan air sebesar kelingking. Betapa kita sering meminta si Mas penjaga membetulkannya. Kadangkala, wastafel itu menjadi sumber keributan. Siapa giliran membersihkan? Siapa giliran mencuci piring? Rasanya sekarang, kondisi itu tidak terlalu buruk.
Dapur selalu jadi tempat yang menyenangkan, tempat kita memasak bergiliran. Membagikan beberapa resep dan memotong bawang. Oya, siapa giliran membeli gas? Siapa giliran membeli minyak? Hahaha…. Masalah-masalah kecil kerap kali datang dan pergi. Kita selalu bisa menyelesaikannya walaupun dengan dahi merengut.
Dariku pertama kali tercetus sebuah ungkapan ’30 Hari Mencari cinta’. Tentu kalian ingat, film besutan Upi Avianto itu. Tiga perempuan single tinggal serumah yang pada akhirnya bertaruh mendapatkan pacar. Kita tidak persis begitu. Kita hanya tiga perempuan lajang yang punya pacar tapi belum siap menikah. Dan sifat kita tidak sama dengan Keke, Gwen dan Olin.
Kita adalah tiga perempuan manis yang mencari kesejatian cinta. Bagaimana kita berbagi air mata, saat mencurahkan kata demi kata tentang hidup berpasangan. Mengapa kita merasa gagal menjadi pendamping seseorang? Mengapa kita sering kali putus asa mendapatkan perlakuan tidak sempurna dari pasangan? Mengapa dan mengapa? Apa yang salah? Apa yang kurang? Tentu saja masalah seperti itu tak habis dibahas semalam.
Terkadang kita memilih mengunci diri tanpa bertegur sapa, hanya untuk menekuri masalah pribadi. Ada kalanya berbagi, ada kalanya menyimpan sendiri.
Hidup satu atap tidak mudah, kalian mengakui itukah? Kita mesti menyesuaikan banyak hal. Dari mulai sifat, kebiasaan dan tamu-tamu yang kita bawa. Hidup berdampingan membutuhkan banyak penerimaan. Kita sudah melewati itu. Kita sudah tahu memperlakukan satu sama lain. Saat dia sedih, bahagia, atau arogan. Tiap kita mencoba menjadi roommate yang baik.
Aku punya teori tentang persahabatan. Salah satunya, jangan mengaku sebagai sahabat jika tidak pernah tinggal bersama, karena penerimaan sesungguhnya ada di sana. Apa kalian setuju?
Dari kalian pula, aku mengenal banyak orang. Setiap tamu, akan kita perkenalkan, agar tidak merasa heran atau kikuk. Dan kalian adalah sosok-sosok yang ramah walaupun terkadang apatis.
Kita jarang nonton film bareng ya? Mungkin karena selera kita agak beda. Siapa yang suka drama korea? Ian pasti senyum-senyum. Bukan berarti aku dan Tata tidak pernah nonton drama korea, hanya saja tidak membuat kami lantas tergila-gila. Mungkin aku dan Tata memiliki banyak kesamaan selera dalam film, tapi dalam musik, Tata dan Ian lebih dekat kesukaannya. Yah, kalian tahu kebiasaanku yang sempat kalian tertawakan itu. Aku menyimpan tidak lebih dari seratus judul lagu dalam handphone, sementara lagu kalian ribuan. Aku akan mengeset playlist di laptop dengan sejumlah lagu, lalu dalam seminggu atau lebih, selalu itu-itu saja yang kuputar. Kalian akan berdenyit kaget ketika playlist-ku berubah. Dari kalian, aku jadi banyak tahu tentang lagu-lagu dan penyanyi masa kini. Ya, ya, ya…. Begitulah. Hahahahaha….
Lalu tentang buku, aku dan Tata sangat suka baca buku. Bukan berarti Ian tidak suka baca, namun paling jarang menyentuh lembaran-lembaran itu.
Tentang Fashion, Tata dan Ian yang akan mengajariku, menjejaliku berbagai gaya dan tatanan. Aku yang cuek ini, hanya punya koleksi baju begitu-begitu saja. Agak membosankan ya?
Tata,
Aku kangen berbincang semalaman denganmu. Bertukar apa saja yang ada di otak kita. Bersamamu tak pernah bosan. Suatu hari, aku percaya, kecerdasanmu akan mengantarkan pada kesuksesan.
Ian,
Aku kangen berbagi lagu dan resep masakan. Suatu hari, aku percaya, kau akan menjadi ibu yang baik.
Hey,
30 Hari Mencari Cinta-ku, kalian adalah perempuan-perempuan multitalent yang aku kenal. Kalian cantik dan pintar, satu paket yang jarang kutemukan. Apakah aku juga begitu? Hanya saja kita punya kekurangan yang fatal yaitu kemalasan. Ayo lawan semua itu, kemudian dunia akan tersenyum pada kita.
Salam sayang selalu,
- Mantan roomate
p.s: Ternyata kita tidak punya foto bertiga. Hikssssss….
Ditulis oleh : @EviSriRezeki untuk @Me_QueenShi dan @RihanAfifah
Diambil dari http://myfairytalemytale.blogspot.com
No comments:
Post a Comment