Surat Ketiga
Dear Olla,Laki-laki kadang melupakan detail dan hal-hal yang terlihat sepele. seperti kapan pertama kali kita berkenalan contohnya. Dan untuk itu, sepertinya aku merasa perlu untuk meminta maaf. kau juga bertanya kapan terakhir kali aku jatuh cinta. pastinya kapan aku lupa (lagi-lagi lupa) mungkin sekitar 6 bulan lalu.
Dear Olla,
Kadang keadaan, sering membuat bibirku keceplosan. hal apa yg sering keceplosan? menembak seseorang misalnya. kupikir aku terlalu mudah terhanyut, hingga tanpa sadar bilang “kok aku nyaman ya sama kamu. kayaknya aku mulai suka deh”.. mungkin kata-kata seperti itu untuk sebagian perempuan dianggap gombal saja. tapi tidak untuk sebagian lainnya. dan sialnya, ada beberapa perempuan yg menganggap itu serius. Aku jahat ya La? sejujurnya aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya mengungkapkan rasa tertarikku, itu saja.. (baiklah, mungkin itu pembelaan yg buruk).
Olla, bagaimana jika kita membicarakan tentang perpisahan saja? aku suka membahasnya. Pertama kali putus, itu rasanya sakit La. dadaku serasa sesak, tidur tak nyenyak, makanpun tak nikmat. Butuh waktu dua tahun La untuk menyembuhkannya. Kapok kah aku jatuh cinta? tidak!
Perpisahan yang kedua biasa saja La. tak ada air mata bahkan pertengkaran. kami berdua (aku dan pacarku tentunya) paham, sebuah hubungan yang dimulai dengan alasan yang salah takkan mungkin lama bertahan. Ya, saat itu aku sedang sendiri. Dia juga begitu. Kami sering bertemu, nonton bareng dan sering kemana-kemana berdua saja. Dan bisa ditebak, pada akhirnya kami jadian. Rasa? cinta itu tak pernah ada La. kami bahkan tak merasa sebagai sepasang kekasih tapi lebih seperti sepasang jomblo yang sering jalan bareng.
Perpisahan yang ketiga dan selanjutnya tak ada yang spesial La. mungkin kau bisa menebaknya. ada yang marah, kecewa, biasa saja. ada yang lewat telpon, sms dan bertatap muka. Ya begitulah, darisana aku belajar untuk menahan diri. Menahan diri untuk berucap janji. pada seseorang, pada orang-orang. Ternyata mempertanggung jawabkan apa yg sudah kita ucapkan itu berat La…
Mungkin itu saja dulu La, dilain surat aku harap kita dapat berbagi lebih banyak cerita.. selamat sore perempuan penyuka senja… :)
Adit.
Oleh @kacang_almond untuk@hauranazhifa
Diambil dari kacangalmond.tumblr.com
---
Surat balasan @hauranazhifa untuk @kacang_almond
Jangan Lagi Berbicara Perpisahan
Kepada kamu lelaki asing,Aku heran, kenapa kamu suka berbicara tentang perpisahan. Buat aku perpisahan itu menyakitkan. Selamanya tetap begitu. Meskipun disetting dengan sebaik mungkin. Tetap saja sakit. Bukankah itu identik dengan kehilangan? Ketika kita sudah terbiasa dengan adanya sesuatu atau seseorang, lalu tiba-tiba dia pergi. Itu seperti keping-keping puzzle yang sudah mengutuh, lalu dipaksa terberai. Tak hanya itu, ketika kita menyusunnya lagi satu persatu, ada keping yang tak lagi kita temukan.
Aku rasa, kamu tak pernah benar-benar merasakan bagaimana sakitnya perpisahan. Karena kamu tak pernah benar-benar mengenal cinta dengan baik. Maaf, ini hanya perkiraanku saja. Kalau salah jangan marah ya. Kamu sudah pernah ditinggalkan dalam keadaan masih cinta dan mati-matian menanggung rasa sendiri? Sudah pernah disuruh pergi padahal kamu sayang sekali sama dia dan sebenarnya dia juga sayang sama kamu? Kalau belum, pantaslah kalau kamu tidak terlalu bermasalah dengan perpisahan.
Maaf Adit. Aku belum mengenalmu dengan baik. Tapi kamu pandai memainkan kata-kata. Jadi wajar perempuan-perempuan itu meleleh mendengar dan membaca rayuanmu. Tolong, jangan pernah memberikan harapan palsu. Kasihan mereka.
Tadi kamu bilang hatimu telah hilang separuh, mencair disentuh deras kata-kataku? Hmm..., lalu apa yang harus aku lakukan untuk membuat hatimu kembali utuh? Jangan biarkan rasa bersalahku membesar. Kata orang, aku begitu mudah mengiba, tak ingin orang lain tersakiti. Rasa ibaku membuat mereka memanfaatkanku. Tolong jangan lakukan itu padaku.
Semoga senjamu indah. Meski hujan masih deras mengguyur bumi. Meski tak ada pelangi setelahnya.
Diambil dari hauranazhifa.tumblr.com
No comments:
Post a Comment