Teruntuk kamu,
Sepertinya saat ini aku sudah tidak berhak lagi untuk sekedar mengatakan ‘Apa kabar?’ atau bahkan ‘Aku merindukanmu’ haha.
Maaf aku tidak bisa menemuimu langsung, dan lagi-lagi mengirim surat kepadamu.
Aku sepertinya sudah terlambat untuk mengajakmu berbicara empat mata membicarakan perasaan kita –atau mungkin hanya aku– yang telah mengalir hampir tiga tahun ini. Aku takut salah bicara yang malah membuat hubungan kita hancur berantakan. Aku hanya takut kehilangan rasa nyaman darimu. Aku takut kita tak lagi bisa bersenda gurau hingga larut malam, berkeluh kesah, dan membicarakan hal-hal yang tidak penting.
Tapi justru ketakutankulah yang mengakibatkan hal lebih buruk terjadi. Waktu telah merenggut semuanya. Mungkin kau sudah terlalu lelah dengan ujung kisah kita. Mungkin kau telah kehilangan semua kenyamananmu bersamaku. Dan mungkin kau telah lelah menunggu tanpa berujung kepastian.
Hubungan kita mulai renggang. Bahkan kita pernah tak bertegur sapa seharian. Dan kau tidak memberi kabar dengan cara apapun. kau selalu menghindar bila aku terlihat akan menyapamu atau sebagainya. Aku tahu ini semua salahku. Aku yang yang terlalu tebal membentengi hatiku untuk jatuh cinta lagi.
Dan disaat hubungan kita merenggang, Dia datang. Dia membawamu bangkit bersamanya. Dia mulai mengisi hari-harimu dengan senyum dan tawa. Dan dia membuatmu lupa akan aku.
Tapi aku akan baik-baik saja, ya setidaknya di hadapanmu. Aku hanya ingin minta maaf atas semua sikapku. Aku minta maaf karna telah menyakitimu begitu rupa. Terhitung dari detik ini, aku melangkah keluar dari kehidupanmu. Dan aku harap kau bahagia.
Tertanda.
Aku yang pernah mencintaimu begitu rupa.
Oleh
Diambil dari http://fairlyinsanegirl.wordpress.com/2013/01/18/semoga-engkau-bahagia/
Naila, ini.......... aku sampe ga bisa komentar :")
ReplyDelete