20 January 2013

Sebut Saja Mawar

Sebut saja namanya Mawar.  Bukan Melati, bukan Dahlia, bukan pula Cempaka.  Tapi kali ini Mawar yang kumaksud bukan inisial nama korban kejahatan seperti yang biasa tertera di koran-koran.  

Mawar yang kumaksud adalah kamu.  Namamu Mawar kan?
(hayo ngaku kamuu)

Selamat sore menjelang malam, Mawar, sahabatku yang manis.  Di luar sedang gerimis.  Setelah kau baca suratku ini janji ya jangan menangis.

Aku lupa kapan tepatnya kita mulai dekat dan hati kita saling melekat.  Yang aku ingat, di sela-sela istirahat ketika ospek SMA dulu, kamu pernah berucap padaku , “Diyan itu manis ya”. 
(kamu pasti mengernyitkan dahi membaca bagian ini. Sumpah. Aku gak bohong. Kamu pernah ngomong kaya gitu). 
 Aku lupa bagaimana reaksiku saat itu.  Pasti aku senang sekali.  Ya, dipuji adalah salah satu dari sekian banyak hal yang bisa membuatku bahagia.  Hhehe. Terimakasih ya.

Ketika SMA kita tergabung dalam organisasi yang sama.  Kita pun dekat.  Selepas lulus SMA, walaupun kita tidak satu universitas, kau masih rutin mengunjungiku, menanyakan kabarku, menjadi sahabatku dalam suka dan duka.  Maaf ya Maw jika aku banyak salah sama kamu.  Sepertinya kamu adalah orang yang paling kerepotan mengurusi lukaku ketika aku patah hati.  Terimakasih ya telah peduli.  Terimakasih telah mengulurkan tangan untuk memelukku penuh kasih melalui kata-kata bijakmu.



Melalui surat ini aku ingin minta maaf padamu.  Maaf aku tidak menyediakan waktu untuk menghadiri wisudamu Desember lalu.  Kau tahu apa alasanku?  Aku tidur.

Ya, aku lebih memilih tidur daripada kamu.

(Baiklah, kau boleh marah padaku karena aku lebih memilih tidur.  Tapi dengar dulu penjelasanku ya)

Wisudamu hari Sabtu, tanggal 1 Desember kan?  Nah, hari Rabu, Kamis, Jumat itu aku hanya sempat tidur beberapa jam.  Jadi bisa dikatakan aku tidak tidur tiga hari.  Aku begadang menyelesaikan skripsiku, mengejar target sidang bulan Desember.  Hari Rabu, tanggal 28 November, aku menyerahkan skripsi ke dosen pembimbingku.  Masih banyak yang salah.  Semalaman aku mengerjakannya lagi karena hari Jumat jam 4 adalah batas pengumpulan terakhir.  Hari Kamis, tanggal 29 November, pagi-pagi aku menemui dosenku lagi.  Masih ada yang salah lagi.  Kuulang lagi.  Siangnya aku menemui dosenku lagi.  Akhirnya beliau menerima hasil penelitianku.  Namun perjuangan belum usai.  Aku masih harus menyempurnakan bab-bab lainnya.  Aku begadang lagi, padahal malam sebelumnya aku sudah tidak tidur.  Malam itu aku juga tidak tidur.  Ayahku sampai berulang kali masuk kamarku menyuruhku tidur karena beliau juga tahu aku tidak tidur kemarin.  Hari Jumat jam 2 siang baru beres.  Aku buru-buru ke kampus untuk mengumpulkan skripsi ke akademik.  Dan kamu tahu?  Aku ke kampus tanpa sempat mandi. Aku buru-buru sekali.  

Alhamdulillah rekap administrasi berjalan dengan lancar.  Sesampai di rumah, aku merasa amat sangat capek sekali.  Kamu pernah tidak tidur selama tiga hari?  Aku pernah.  Sehabis sholat Isya aku langsung tidur sampai Subuh.  Setelah Subuh aku tidur lagi.  Padahal biasanya Ibuku marah-marah kalau aku tidur lagi sehabis Subuh.  Anak perempuan itu nggak baik dan nggak semestinya tidur lagi sehabis Subuh. Ora ilok, katanya.  Aku tidur sampai waktu sholat Dzuhur tiba.  Bahkan Thoriq sampai bertanya kepada ayah ibuku, “Kok Mbak Diyan tidur terus to?”.  

Waktu itu hari Sabtu, tanggal 1 Desember 2012, wisudamu, salah satu momen penting dalam hidupmu.  Aku tidak datang.
Aku mengecewakanmu ya?

Maafkan aku.

Cuma kata maaf yang bisa kuucapkan.

Kau boleh marah padaku.  Kau boleh dendam padaku.  Kau boleh menuduhku tidak perhatian, tidak peduli dan tidak cinta padamu.

Tapi jika kau tak mau percaya, siapa lagi yang mempercayaiku?
Jika kau membenciku, siapa lagi yang mau mencintaiku?
Jika kau marah padaku, pintu mana lagi yang bisa kuketuk ketika hujan deras menghujam tubuhku? Pintu mana lagi yang kuketuk ketika panas matahari menyengat ubun-ubun kepalaku?
Aku ingin kamu.

Sungguh, maafkan aku.

Di luar hujan masih rintik-rintik.  Aku memohon maaf padamu yang kuyakini mempunyai hati yang cantik.  



Ditulis oleh : @diyanrasyieqa
Diambil dari http://diyankhaeruddin.multiply.com

No comments:

Post a Comment