20 January 2013

Surat #DuaHati @acturindra dan @meyDM

Si Cantik yang Pandai Membuat Iri

Dear Mey,

Hai cantik, lagi-lagi aku menjadi pusat perhatian orang-orang, baik di tempat kerjaku maupun di dalam Trans-Semarang saat aku membaca ulang surat yang kau kirimkan padaku kemarin. Kau tahu, aku sengaja membuat mereka iri padaku. Aku tahu mereka akan iri padaku, tatapan mereka padaku menyiratkan itu. Haha siapa yang tidak akan iri bila setiap hari selalu dikirimi surat cinta oleh gadis manis sepertimu. Jangan kau pikir aku sedang menggombalimu ya, aku tak pandai menggombal. Kau tahu itu kan. Haha…

Tempo hari lalu kau ke Bandung, Mey? Sendirian lagi. Kenapa tidak memberitahuku. Ya ya ya, aku tahu kau senang jalan-jalan sendirian. Tapi setidaknya kau mengabariku, Mey, dan memberiku alasan untuk mencemaskanmu seratus kali lipat dari hari biasanya. Bukan, bukan insecure. Kau tahu kan, aku bukan lelaki semacam itu. Bukan lelaki yang mengekang aktivitas bersosialisasimu. Aku cuma takut kau kenapa-kenapa dan aku tidak tahu sama sekali, ah kekasih macam apa aku kalau sampai demikian terjadi. Tapi ya sudah, lain kali kalau kau merencanakan traveling beritahu aku terlebih dahulu, aku takkan melarangmu, Mey. Takkan.

Oh ya bagaimana dengan pekerjaanmu di kenoktariatan, sedang sibuk kah? Kupikir kemarin kau tak akan membalas suratku. Kalau memang sedang sibuk-sibuknya, tak perlu kau memaksakan diri untuk membalasnya, Mey. Cukup kirimi saja aku emoticon titik dua kurung tutup atau titik dua bintang melalui pesan singkat, itu sudah cukup menyenangkan aku.

Mengenai kernyitan dahiku saat melamun dan menjaring ide-ide untuk sebuah konsep desain, sebaiknya kau tak membayangkannya, Mey. Sebaiknya jangan, karena saat-saat demikian aku tak rupawan, Mey. Hahaha… kau akan melihatku jauh lebih tua ketika serius. Tetapi lain hal saat aku membaca suratmu atau perihal lainnya mengenai dirimu yang membuatku tersenyum, kau dapat membayangkan anak ABG yang baru mendapatkan ciuman pertama? Nah seperti itulah, pipiku akan bersemu merah. Hahaha…

Mey, perempuan bermata rembulan yang kukasihi. Aku tak pandai membuat surat-surat berfrase-frase manis sepertimu, akupun tak lihai menangkap kata-kata gombal untuk membuatmu tersipu sepanjang hari. Maka dari itu biarkan hari ini aku melewatkannya dengan berdoa dalam hati, berdoa untuk kau, untuk kita. Semoga Tuhan melindungimu di sana dan menjaga hatiku tetap untukmu.

Indra



Oleh @acturindra untuk @meyDM


---


Surat balasan @meyDM untuk @acturindra

Aku Butuh Tinta Saat Tersesat

Dear Indra,

Aku menulis sesuatu. Bukan untukmu, memang. Tulisan ini tidak sedang kutujukan untuk suatu sosok tertentu. Bukan karena kau tak penting, sama sekali bukan karena itu. Hanya, seorang teman sering berpesan padaku: “Pada dasarnya, manusia tak pernah menulis, melukis, maupun mencipta sesuatu yang ditujukan untuk manusia atau makhluk lainnya. Manusia menulis, melukis, maupun mencipta sesungguhnya untuk mencari dan menemukan tujuannya, muaranya.”

Teruntuk engkau, yang mencintai keheningan
Aku mengerti, engkau mencintai hening sebesar ranting-ranting mencintai dedaunan
Seperti tangis pilu yang terdengar pada malam-malam musim gugur
Tak satu daunpun ingin jatuh, tak satu rantingpun cukup kuat untuk memeluk
Seperti itulah Tuhan melukiskan takdir sepasang kekasih
Tak semua angan bisa menyatu dalam ingin, kadang beberapa angan dicukupkan dalam dingin kenangan

Teruntuk engkau, yang mencintai keheningan
Aku berhenti melangkah di batas terluar hutan batinmu
Sebab aku tak mampu menerka akan jadi apa tubuhku kelak jika terus menapak
Aku ingin menjadi sebatang pohon, tempat bersandarmu
Dengan bebatuan api di sekelilingnya, untukmu menghangatkan diri
Namun, bisa saja aku ditakdirkan sebagai jamur beracun, membuatmu luka dan mati

Teruntuk engkau, yang mencintai keheningan
Aku butuh tinta saat tersesat
Aku akan melukis untuk menemukanmu
Pemandangan indah yang memahat senyum di setiap topengku
Aku ingin melukismu.
Aku akan melukismu.


(Mey)



  

No comments:

Post a Comment