Langit Tak Pernah Sama
*surat cinta ketiga
untuk @riirinuli
Selamat Malam, R..
Kali ini mungkin kita
sedang menulis di bawah langit yang sama dalam rentang waktu yang berbeda.
Tapi langit tak pernah
sama, R.
Kau berkreasi dengan
kalimatmu saat siang, sementara aku saat malam menjelang.
Aku suka perumpamaan mu,
bahkan amat menyenangkan dan dibaca terasa nyaman.
Kita, ya kita semua yang
se- guru dan rajin menimba ilmu ini punya formula sama, semoga tak rusuh.
Terima kasih karena
selama ini kamu telah menemaniku juga mencari dasar dari segala ilmu dan
pengalaman baru.
Friendship isn't only
about hearing but also listening.
Listen, i have something
to tell.
Hari ini, entahlah
rasanya beberapa hari terakhir ini banyak hal yang mengusikku dari rasa nyaman.
Ah ya, itu lah sesuatu
yang mungkin sepagian ini sudah kita buru untuk segera memulainya.
Aku bahkan masih belum
mengerti hendak mulai dari mana.
Membayangkan ke depannya
saja sudah membuatku tak kuasa untuk meneruskan imaji ku.
Entahlah hari ini, masih
kusimpan semangat membaraku, entah untuk sampai kapan.
Semoga tak terlalu lama
aku surut, sehingga saat masa pasangku aku segera berkarya.
Semoga di saat- saat
terakhir ini apa yang pernah terjadi selama hampir 4 tahun ini akan segera
sempurna.
Sebentar lagi.
Yang pasti, tak akan
pernah ada akhir jika tak ada yang pernah dimulai.
Sampai jumpa di tahapan
hidup selanjutnya.
Kali ini mungkin kita
akan mengambil jalur yang berbeda, dengan jenis penelitian yang berbeda, tapi
langkah kita akan selalu sama saat bersuka, bersusah payah, dan saling
menyemangati satu dengan lainnya.
Kau mulai, aku mulai.
Selamat berjuang buat
mu.
Yang akan selalu
menantimu dan diriku berfoto bersama menggunakan toga ber-strip oranye,
HS.
Oleh: @hannaahan untuk @riirinuli
Diambil dari: http://hannasiahaan.blogspot.com/
---
Can You Imagine?
Suratku yang ketiga
untuk Hanna Suryadika
Hai kawan, kini aku
sering disorientasi tanggal dan hari, mungkin kamu perlu mengingatkanku
sesekali :)
I Listen to you, dear.
I can imagine about your
dream and my dream, our dream. Kita berfoto bersama, di hari wisuda yang sama
dengan pakaian yang sama pula. Indah dan mengharukan dibayangkan, tapi itu
pasti bisa menjadi kenyataan.
Aku suka membayangkan
bagaimana kehidupan kita nantinya setelah lulus. Kau pernah mengatakan ingin
tinggal di Bandung, dan aku sempat berkata Bogor sebagai kota tinggalku kelak.
Tapi dimulai dari sini, Kota Surakarta, kita, aku dan kamu mulai membangun
identitas diri yang baru.
Ingatkan kamu akan
kelakar kita tentang "bapaknya anak-anak" atau "ibunya
anak-anak"? Geli rasanya membayangkannya. Kita nanti akan memiliki
kehidupan sendiri dengan membangun rumah tangga. Ahh, kau pasti tau bahwa sudah
banyak anganku tentang keluargaku kelak. Akupun tahu, kau juga begitu.
Menginginkan yang
terbaik untuk anak kita menjadi tujuan kita bersama. Pendidikan yang terbaik,
kursus yang terbaik, dan yang pasti kehidupan yang terbaik baik mereka.
"Aku nanti ingin anakku les ini, les itu". Haha, sudah ada dalam
benak kita saat ini, walau itu mungkin masih 5, atau 7 tahun lagi.
Kau pernah mengatakan
bahwa kita (kamu, aku, ichi, momo, ayu) akan jadi wanita karir dan ibu rumah
tangga yang baik. Aku juga berharap demikian. Sebagai wanita kita tak hanya
ingin merawat rumah dan keluarga juga, kita punya mimpi-mimpi lain lewat
jenjang karir kita. Aku juga masih mengingat jelas quotemu yang maha dahsyat "Jangan
sampai kita jadi istri yang berbakti pada suami, tapi lupa berbakti pada orang
tua." Akan selalu kuingat Hanna.
Selamat Berjuang buat
kamu, dan kita (ayu, ichi, momo, aku, dan kamu), perjuangan kita tak akan
pernah berakhir kawan :)
Surat balasan dari
@riirinuli untuk @hannaahan
Diambil dari:
http://ririnwahyuyw.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment