04 February 2013

Untuk Yang Maha Segala


Bandung, 3 Februari 2013

Kepada Yang Maha Mendengar dan Yang Maha Mengabulkan.

Ini cuma sebuah surat yang di dalamnya terdapat beberapa paragraf tentang penjelasan spesifik mengenai mimpi-mimpi yang aku dan dia — kami punya. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpi-mimpi ini, namun semua tidak ada artinya jika tanpa seizinMu. Oleh karena itu aku berharap semoga Engkau menyempatkan membaca surat ini di sana. Selamat membaca, wahai Yang Maha Mengerti :)

Begini awalnya, kami sebagai mahluk-Mu yang dikaruniai imajinasi begitu tinggi, pernah membahas mengenai kehidupan kami di masa datang. Dia punya mimpi, berkeliling Indonesia bersamaku, menggunakan sebuah karavan cantik milik kami. Karavannya tidak terlalu besar, namun cukup untuk kami tinggal disana.

Aku juga punya mimpi, tinggal di karavan bersamanya, bermalam di tepi pantai, berbicara banyak hal — pendidikan, pemerintahan, politik, perekonomian di negara ini, teknologi, isu-isu terkini, atau cuma sekedar berbicara mengenai gosip murahan tentang selebritis yang selalu mencari sensasi itu. Kami akan berbicara dan tertawa ditemani suara ombak. Karavan yang kami punya pun sangat sejuk, namun juga cukup hangat untuk melindungi kami dari angin malam dan hujan.

Dia punya mimpi, membuat suatu perusahaan, mempekerjakan banyak orang, untuk membantu mereka yang kekurangan pekerjaan. Dia bekerja dengan laptop kesayangannya, ditemani olehku sambil membaca salah satu novel kesayanganku dan secangkir susu hangat, duduk berdua di sudut karavan kami.

Aku punya mimpi, bekerja demi deadline menulis artikel dan cerita pendek untuk sebuah majalah, juga menulis beberapa draft untuk buku pertama, atau keduaku, ditemani olehnya, dan dua cangkir berisi teh hangat. Kehidupan kami saat itu seperti es krim dengat topping strawberry — terkadang ada rasa asam yang hadir, namun secara keseluruhannya tetap manis.

Kami punya mimpi…

Tinggal bersama, berkeliling Indonesia, berpelukan dengan hutan, bercengkrama dengan pantai, bersahabat dengan gunung, memotret keindahan alam, merekam semua memori-memori kami, dan memasukannya dalam satu album terbaik di kehidupan kami.

Sekian cerita dan detail yang mungkin terdengar muluk-muluk tentang mimpi kami. Ah biarlah, kami yakin mengenai ini semua, dan kami yakin Engkau Maha Mendengar.

Dengan segala kerendahan hati, kusudahi dulu surat ini, semoga Engkau mengabulkan mimpi-mimpi ini dengan perlahan, namun pasti.



Sembah sujud,

Aku.


Oleh @waktuhujansore
Diambil dari http://spidolungu.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment