04 February 2013

Salam Dari Huang Hao


Gilbert datang dari arah utara di penghujung hari yang berwarna keemasan, ternyata membawa segulung perkamen berisi curahan hati ponakanku yang tercantik di seluruh dataran rendah Macedonia ini.

Angin musim gugur menerpa Huang Hao, tak ayal tanahnya senantiasa basah diguyur hujan deras. Bibi Muriel tak kunjung kembali dari Hyderabad, paman khawatir akan keselamatannya di tengah cuaca buruk yang kabarnya sedang terjadi di wilayah Mesopotamia dan Persia.

Namun paman yakin tempat tinggalmu baik-baik saja bukan? Dan ayahmu yang juga kakakku pasti sudah membenahi rumah agar tetap nyaman ditinggali saat cuaca menggigil.

Yakinlah kepada paman, ayah ibumu bukannya tak peduli sepenuhnya padamu. Mereka harus memusatkan perhatian untuk memenuhi pesanan roti yang meningkat menjelang pergantian musim. Semua itu dilakukan untukmu dan juga untuk adikmu, Elezeard.

Mengenai pemuda yang kamu ceritakan dalam suratmu, paman pernah bertemu secara singkat dan tak sengaja dengannya. Saat itu ia dalam perjalanan jauh dari daratan Mongol utara untuk melihat gadis-gadis penari lokal. Pemuda itu dikenal sebagai tabib yang suka membantu secara sukarela saat bencana alam datang. Masih ingat saat gunung Vesuvius meletus? Atau saat sungai Eufrat meluap? Pemuda itu datang ke sana.

Empat minggu lagi, paman akan mengunjungimu bersama Bibi Muriel. Kami akan membawakanmu racikan minuman yang bisa membuatmu tak henti tertawa. Jangan beritahu ini kepada ayah ibumu.

Dalam surat ini paman memberitahu nama pemuda itu. Kamu pasti cukup cerdas untuk mengetahuinya.

Enggan rasanya paman menyudahi surat ini, tapi keledai-keledai perlu diberi rumput segarJagalah diri dan keluargamu baik-baik.


Ditulis oleh : @gembrit untuk @vanatigh
Diambil dari http://bandarawan.wordpress.com

No comments:

Post a Comment