04 February 2013

Nyala Nyali

Selamat pagi Minggu...

Kepada semua yang membaca, selamat bersahabat dengan rumah atau mungkin kamar kos-kosan. Kepadamu yang masih sedang menunggu wangsit di tengah pepohonan ragu. Aku tetap rindu.

Di hari ini aku masih ingin membuat surat untukmu lagi, tapi bisa berpengaruh juga untuk sebagian orang lain. Aku akan membahas beberapa kata yang mendukung sekaligus mencegah kita untuk menyebar tulusnya kasih sayang. Maka, selamat menyelami pikiranku.

Asal tahu saja, ada nian di keberanian. Jadi kalau kita ingin melakukan sesuatu, lakukan dengan amat sangat. Lalu juga ada Rani di keberanian. Ia seorang ratu yang manja lagi penakut. Kita harus sabar melayaninya di keberanian.

Aku ingat sekali lagi, kau masih seorang penyabar. Pastilah takkan susah bagimu.

Semua orang yang kita cintai sudah tentu punya cahaya tersendiri untuk kita. Adakah kau melihat itu di aku? Apakah cahayaku terlalu redup? Atau cahayaku terlalu silau bagimu? Aku coba uraikan lagi tentang satu kata. Ada cah di cahaya, cah adalah sebuah kata yang kasar bila kita tidak menyukai sesuatu. Sepertinya sama dengan penggunaan kata bah. Mungkin itu sebab kenapa kita tidak suka cahaya yang terlalu silau. Bagaimana kalau cahaya redup? Kalau ada yang redup, maka terangkanlah. Agar aku dan kau bisa saling membaca.

Aku ingin memberitahumu bahwa keberanian dan cahaya adalah saudara kandung. Mereka saling mendukung. Setiap keberanian punya cahaya, satiap cahaya punya keberanian untuk terang.

Semoga ini sampai dengan tepat padamu.

Bandung, 3 Februari 2013

oleh @rizkymamat
diambil dari http://rizky-muhammad.blogspot.com

No comments:

Post a Comment