04 February 2013

Untuk Mama yang Mengharapkan Mantu


Dear Mama,

Selamat pagi, Alhamdulillah Mama masih diberikan kesehatan sampai hari ini dan aku masih dapat melihat wajah juga senyummu pagi ini. Surat ini kubuat minggu pagi setelah kemarin kita disibukkan dengan pernikahan Tante Putri.

Ma, aku tau bagaimana perasaanmu, melihat Tante Putri, adik sepupumu yang walaupun tante tapi usianya lebih muda daripada aku itu sudah menikah sedangkan anakmu ini belum. Ditambah lagi deretan sahabatku yang sudah menikah dan punya hatimu timbul rasa ingin melihatku segera menikah dan punya anak kan, Ma?

Ma, menikah buatku bukan soal permainan. Aku akan hidup dengan seorang pria sampai akhir hayatku membesarkan anak-anak kami yang lucu, cucumu, Ma. Jelas itu bukan hal yang mudah. Butuh konsistensi terhadap janji kami di depan Tuhan. Mama juga tau sendiri kan bagaimana rasanya menikah? Dan aku belum menemukan pria yang tepat. Bukan, bukan belum menemukan, tetapi Tuhan yang memang belum memberikan.

Mamaku yang mengharapkan mantu,

Ma, tak perlu lah menyodor-nyodorkanku pada kenalanmu yang mempunyai anak pria. Aku tak suka bila dijodoh-jodohkan.

Ma, tolong bersabar ya. Suatu hari pasti akan tiba saat itu. Mama mengantarkanku bersama pria pilihanku ke pelaminan. Menggendong anak-anakku. Aku selalu mendoakanmu agar selalu diberi kesehatan dan dapat menyaksikan juga merasakan semua keinginanmu itu, Ma.

Mamaku yang kusayang, aku hanya butuh doa-doamu dan restumu. Yah, aku tau seorang ibu akan selalu memberikan doa-doanya tanpa diminta. Bukan hanya doa, bahkan nyawa pun pernah Mama berikan. Ucapan terima kasih pun belum sanggup membalas semuanya. Hanya baktiku yang dapat memperlancar semua doa-doamu.

Salam sayang selalu, anakmu.

Oleh @hutamiayu
Diambil dari http://hutamiayu.tumblr.com

No comments:

Post a Comment