Hai, kamu, jumpa lagi.
Kamis kemarin ini aku tulis surat buat kamu dengan suasana hati biasa mengarah ke -kalo ketemu sukur, ga ketemu ya gapapa-. Karna memang dengan absennya kamu muncul di hadapanku, aku jadi terpikir kamu.
Jumat hampir seharian dipermainkan sisi eksternal. Hujan sejak pagi, dingin sekaligus kelabakan dengan kerjaan karna kewajiban staf yang menunaikan sisi religiusnya, yang jelas saja kamu tidak pernah tahu karna kamu datangnya selalu selepas sore hari. Belum orang rumahku yang kurang enak badan. Rasa sedih, kuatir, takut bercampur jadi satu, sebentar-sebentar datang, sebentar-sebentar hilang. Labil.
Jumat malam aku ragu, mengingatmu lagikah atau berhenti saja. Kuputuskan stop. Aku harus fokus pada sisi sehat keluarga dan kelancaran usaha. Kuminta padaNYA untuk membiarkan aku fokus pada hal-hal tersebut, dan membuat aku supaya jangan mengingatmu dengan sengaja. Doaku sebelum tidur.
Sabtu pagi tadi aku terbangun dengan backsound suara mama yang bersiap berangkat cek darah. Sambil sedikit linglung kukunci pintu setelah orangtuaku pergi. Kuingat-ingat lagi apa saja mimpiku semalam. Ada kamu! Bukan pemeran utama tapi cukup mengganggu.
Kamu tahu tidak apa maksudnya? Kenapa kok kamu malah terlihat di mimpiku di saat aku memutuskan berhenti mengingatmu?
- masih yang kemarin
oleh @renpuz
diambil dari http://renpuz.tumblr.com
No comments:
Post a Comment