04 February 2013

Kita Sudah Saling Menjaga


Hari itu tanpa hujan. Sore yang lelah. Aku meregangkan tubuh penatku dari sebuah bangku kayu yang keras. Hampir 3 jam aku duduk di ruangan perpustakaan itu. Aku menengok jam tanganku. Sudah waktu berkunjung rumah sakit.
Sebenarnya mengunjungimu tak perlu batasan waktu tetapi kau melarangku, katamu aku harus tetap belajar.
Ah, pak No…
Akhir September tahun lalu. Kita pernah berdebat seru tentang siapa yang seharusnya menjaga, siapa yang dijaga. Kau bersikeras bahwa akulah yang selamanya harus dijaga. Tetapi aku pun bersikeras sebab ada saat tiba akulah yang menjagamu.
Hingga aku jatuh sakit.
Hela nafasmu yang berat. Iya aku dijagamu. Kamu benar, kamulah sang penjaga. Setiap hari di sisiku menemani, melayani. Bahkan kau membacakan materi-materi kuliahku dari buku-buku tebal itu. Kita tertawa bersama kala kau membaca kosakata yang sulit, dengan mimik yang lucu berusaha membuat terdengar benar dan berulang kali aku membetulkan istilah-istilah itu, hingga tanpa sadar aku semakin berusaha tetap belajar. Katamu, aku tak boleh ketinggalan meraih cita-cita.
Hela nafasmu yang berat. Ketika aku semakin rewel, sakit tak kunjung membaik. Pun engkau membantu membalaskan DM dari kakak yang beberapa hari menginginkan aku jauh. Setiap balasan DM dikirim, helamu semakin berat dan berkata, sudah ya mbak Lala, Kakak itu tak mungkin mau baikan…
Ah, pak No… itu membuatku makin sakit. Tetapi kau tetap menjagaku hingga sembuh.
Kini aku menjagamu. Lihat pak No, siapakah yang seharusnya dijaga? Kita sudah tertawakan hal ini.
Dan sepakat. Kita sudah saling menjaga.
Pak No, lekaslah baik. Besok aku masih menjagamu, jadwal kita adalah kamu belajar berjalan kembali.
Tetaplah menjadi malaikatku dengan sepasang sayap yang penuh kasih.
Berkah Dalem 
Lala

Notes : Pak No bekerja sebagai driver di keluarga kami tetapi bagiku dialah malaikat penjagaku.


Oleh @_bianglala
Diambil dari http://pelangiaksara.wordpress.com

No comments:

Post a Comment