04 February 2013

Surat Pembelaan Diri


Dear kamu,

Sudah lama aku tidak pernah lagi menuliskan isi hatiku untukmu. Kamu pasti tahu alasannya. Ya, aku tidak mau lagi menulis seraya menangis. Karenanya kubuat jeda waktu untuk memulihkan hati dan pikiranku tentang kamu.

Ya, aku memulihkannya dari rasa benci. Kamu pasti tahu, perilakumu membuatku otomatis membencimu. Perilakumu jelas-jelas membuatku sakit hati tanpa memberiku kesempatan untuk sekedar membela diri atas tuduhanmu.

Kamu pasti tahu dulu aku menangis tak sanggup bicara di hadapmu. Padahal kala itu hatiku meracau ingin bela diri. Tapi apa daya. Aku tak punya kuasa atas air mata yang terus menjajahku. Aku kalah atas rasa sedih yang mendalam saat dihempaskan olehmu.

Melalui surat ini, ijinkanlah aku kini membela diri atas urusan sepele yang mengganggumu.

….

Perlu kamu tahu, saat kita jauh, aku mengirit mencari jalan termurah menghubungimu bukan berarti aku pelit. Aku menyisihkan harta bendaku untuk nanti membantumu saat kita berumah tangga. Aku tidak mau menghabiskannya saat kita jauh. Aku ingin menggunakannya ketika kita bersama.

Perlu kamu tahu, ketika aku menangis, itu bukan berarti karena aku merengek. Bukan aku mengeluh. Aku hanya merasa sedih. Seharusnya kamu sadar bahwa aku masih hidup dan memiliki hati. Jadi, aku bisa menangis saat merasa sedih. Dan aku bercerita padamu tentang kesedihan bukan berarti aku bersikap manja, aku hanya percaya padamu untuk melihat air mataku dan mendengar sisi burukku.

Perlu kamu tahu, aku tidak akan pernah menjadi sosok seperti bundamu. Aku adalah aku dengan pribadi unikku. Kau tuntut aku sedemikian rupa pun percuma. Kami adalah sosok berbeda.

Perlu kamu tahu, aku menunggumu dulu bukan berarti kamu adalah sosok sempurna. Jangan terlalu besar rasa. Aku menunggumu hanya karena aku menginginkannya. Hatiku menginginkannya.
….
Jika kamu ingin mencari sosok kuat untuk mendampingimu, lamarlah manusia yang tercipta dari besi dan baja.

Jika kamu ingin mencari sosok yang tak pernah menangis, carilah manusia yang hatinya sudah mati.
Jika kamu mencari sosok yang sama sekali tak berbeda dengan bundamu, carilah cara untuk menggandakannya.

Jika kamu tidak sanggup bersahabat dengan jarak dan waktu, nikahilah dirimu sendiri. Niscaya kau takkan pernah kecewa. Kau hanya mencintai dirimu sendiri. Kurasa.
Selamat berbahagia….

Dari aku, 
Yang telah bangkit dari segala penilaianmu.

Oleh @hotarukika
Diambil dari http://hotarukika.tumblr.com

No comments:

Post a Comment