Aku tidak tahu harus berkata apa. Mendengar kabar darimu sungguh membuatku terharu. Aku masih tidak percaya kalau akhirnya kita akan bertemu lagi. Senang sekali rasanya, akhirnya kamu tidak lagi mengacuhkanku. Kupikir kamu tidak mau lagi mengenalku setelah apa yang telah kuperbuat padamu dulu.
Aku sangat sadar kalau melupakan kenangan menyakitkan adalah hal yang tidak mudah. Itulah mengapa aku terlalu sering meminta maaf padamu, yang akhirnya membuatmu terganggu dan malah semakin menjauhiku. Tapi sekarang aku sudah cukup tahu diri, dan tidak lagi terlalu berharap bahwa akan ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki semua yang telah kuhancurkan dulu. Kamu masih mau mengingatku saja sudah cukup bagiku.
Sungguh, kabar darimu kali ini adalah sesuatu yang harus kusyukuri. Aku bersyukur karena akhirnya kita akan bertemu kembali setelah selama ini hanya bisa mengenang masa-masa saat kita dulu terbiasa menghabiskan waktu bersama, duduk berdua dalam diam, senyuman, dan lirikan mata. Aku bahagia, karena sepertinya masa-masa itu akan terulang sebentar lagi.
Aku bahagia karena akhirnya kita bisa duduk bersama. Kau duduk di pelaminan, dan aku duduk di kursi undangan.
Aku bahagia. Sungguh.
3 Februari
― si penyesal yang sok ikhlas
Ditulis oleh : @dennyed
Diambil dari http://dennyed.tumblr.com
No comments:
Post a Comment