21 January 2013

Yang Ini Untuk Tukang Pos


Ditulis, kemudian dihapus. Ditulis lagi dan kemudian dihapus lagi. Begitulah kira-kira nasib kata-kata yang menari di pikiranku. Selalu begitu hingga akhirnya sampai disuatu ujung berupa tanda titik. Sampai di tanda titik, aku pun terbiasa membaca kembali susunan kata itu sebelum memulai kalimat selanjutnya. Ya, selalu begitu selama beberapa hari terakhir ini.
Sepanjang malam bukan lagi memikirkan adit melainkan kepada siapa besok suratku ditujukan. Pikiran itu juga yang pada akhirnya mengantarkanku pada dunia mimpi. Dan ketika pagi, aku mulai terpikir tentang cara merangkai kata-kata itu, sebelum akhirnya benar-benar tenggelam disana. Jauh lebih baik daripada memikirkan adit yang entah kali ini sedang disibukkan oleh apa.
Eh, kenapa jadi membahas adit sih? Sorry.. Sorry.
Hei, tukang pos, surat yang ini khusus untuk kamu :)
Apa kabar? Semoga kau selalu sehat yaa.. Aku yakin banyak sekali surat-surat yang harus kau baca sebelum akhirnya kau kirim satu persatu. Bagaimana rasanya berselancar didunia maya bersama sepeda pixie kesayanganmu? Menyenangkan?
Tugasmu pasti tidak mudah ya. Kadang aku pun merasa begitu, bingung harus menulis surat kepada siapa. Tapi semuanya harus dijalani dengan senang hati bukan? Ku lihat agen pos kelilingku juga selalu terjaga sebelum memastikan jika suratku sudah ia terima. Oh hei, kak @chachathaib , semoga selalu cantik seperti biasanya.
Menulis surat seperti ini, selain melatihku untuk lebih disiplin dalam menulis, juga mengalihkan mataku dari dunianya. Ini berkat kamu. Terimakasih yaa.. Ah iya, mungkin untuk sementara aku tidak lagi menulis surat, laptopku mau medical check up dulu abisnya. Tapi semoga nggak lama deh. Tetap semangat yaa.. Kita bahkan belum sampai setengahnya, hahaha..
Selamat hari minggu!




Oleh @nrsfrn
Diambil dari http://ilrow.blogspot.com/2013/01/yang-ini-untuk-tukang-pos.html

No comments:

Post a Comment