Mengenang tepat dua tahun meninggalnya Alm. Mama ( 20 Januari 2011 - 20 Januari 2013 )
Ma, Dua tahun sudah kedua tangan ini tidak memelukmu.
Dua tahun sudah, kedua bibir ini tidak mencium telapak tangan, kening serta kedua pipimu.
Dua tahun sudah, kedua mata ini tidak melihat paras dan sosokmu
Dua tahun sudah, segalanya hilang dan menjadi kenangan.
Waktu yang belum cukup lama, namun begitu terasa.
Dua tahun setelah kepergianmu, tak hanya sedikit perubahan yang terjadi didalam diriku. Namun, begitu membukit ma. Lihat, sekarang aku seperti seorang wanita dewasa yang harus bekerja demi mendapat gelar sarjana dan membuat mama papa bangga. Aku bekerja senin-jumat, terkadang hari sabtu diwajibkan masuk kantor dan terkadang pula harus pulang larut malam. Sekiranya aku pernah merasa lelah. Namun, itu tidak mampu membuatku menyerah. Sekiranya beberapa hal membuat mentalku terguncang. Namun, itu takkan membuat semangatku tumbang.
Ma, satu yang harus kau ketahui.
Betapa inginnya aku membelikan sesuatu untukmu saat aku menerima gaji pertamaku. Hasil keringat jerih payahku bekerja selama tiga puluh hari.
Tetapi, yang ada aku hanya menangis sendiri.
Betapa tak bergunanya aku sebagai anak ma, yang selama enam belas tahun tidak sanggup memberikan sedikitpun sesuatu berharga untukmu.
Kini aku hanya bisa mengirimkan doa dan menyelipkan nama mama dan papa disebuah kalimat sebelum aku menjawabnya dengan “Amin” disetiap doa yang kupanjatkan.
Ma, aku yakin kau dapat mendengar segala jerit dalam diamku, jerit dalam segala rindu, jerit dalam tangis sedu dan jerit dalam setiap doaku yang selalu menyebutkan namamu.
Betapa ingin, aku pergi sejenak untuk bertemu dan memelukmu.
Atau bahkan pergi selamanya, untuk bisa tinggal bersamamu di atas surga sana.
Dari anak perempuanmu yang selalu merindukanmu,
Talitha Brantya
oleh @TalithaBrantya
diambil dari http://merentangpelukan.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment