Tadi pagi waktu dibonceng kamu, aku bahagia.
Kita cerita macam-macam, tentang banjir, cuaca, makanan, puber kedua, sampai soal selingkuh.
Kamu bilang, kalau aku selingkuh dan ketahuan, aku ga perlu minta maaf.
“Maaf untuk adek itu selalu ada. Ga usah repot minta maaf. Belum buat salah aja, adek sudah abang maafkan.”
Begitu kamu bilang, jelas sekali.
Setelah saling memaafkan, kamu bilang, kamu akan segera mengurus surat pisah ke pengadilan.
Kalau sudah selingkuh, kata kamu, artinya cintanya sudah hilang. “Untuk apa memaksa tetap bersama, kan?
Sebenarnya kita ini saling mencintai, kah?
Katanya, dua orang yang saling mencinta itu akan selalu ada waktu pasangannya baik saja atau tidak baik saja.
Selalu sedia menuntun pasangannya ke jalan yang benar kalau pasangannya lupa jalan pulang.
Kamu bukan pecinta seperti itu ya, dear?
Aku mau kita baik-baik selalu, tapi ada orang bijak yang pernah bilang kalau manusia itu gudangnya khilaf.
Sesekali akan terperosok, sesekali salah belok.
Tapi aku mesti bagaimana,
kamu sudah memutuskan demikian.
Dear,
aku ga mau kita pisah.
Jadi, aku janji ga akan selingkuh.
Demi kamu,
Demi kita.
Oleh @atemalem Sumber: http://rehatemalem.wordpress.com
No comments:
Post a Comment