21 January 2013

Abadi


Halo Ma,

Suratku sudah tiba. Dihantarkan rindu yang berbincang di antara dedaun telinga. Dadamu yang rumah tempat air mata sedih-bahagiaku tumpah, kini sepi. Aku tak bisa sesering dulu, berloncatan di atas pangkuanmu, pun tertidur dalam gendonganmu.

“Semoga kau sehat dan bahagia” adalah doa yang paling sering berdengung dalam jantungku. Meski kadang angkuh bicara lebih lantang di bibirku. Aku toh tak bisa berhenti mencintai dirimu.

Air mata-mu itu api, kelak ia membakarku hangus di neraka dan menjadikan aku abu seketika. Maka, tersenyumlah Ma. Aku ingin surga, abadi, seperti cintamu.

Aku tak akan pernah meminta mama lain selain dirimu, meski Tuhan mengulang berkali-kali kelahiranku. Kau sudah terbaik yang diberi-Nya, untuk seorang anak seperti aku. Dan hal seperti ini, kadang hanya kudenyutkan dalam hati – tak sampai ke gendang telingamu. Maafkan aku Ma.

Bahagialah Ma. Sebahagia para bidadari surga.

Salam sayang si kakak,

Anak Mama..

Oleh @ikavuje
Diambil dari http://eqoxa.wordpress.com

No comments:

Post a Comment