02 February 2013

Surat Kaleng untuk @sihirhujan

Sebut Saja Penggemarmu

Kepada @sihirhujan

Hai, Tuan Penyihir.

Sebut saja aku ini penggemarmu yang malu-malu untuk mengirim surat secara langsung dan menjadikan surat kaleng ini sebagai pelarian. Tenang saja, Tuan, aku tidak berharap kau akan penasaran dengan penulis surat ini sehingga kau akan berusaha keras mencari tahu jati diriku seperti adegan-adegan dalam FTV masa kini. Hahaha, berlebihan memang. Tapi kau mau membaca suratku saja, kurasa itu sudah lebih dari cukup.

Hai, Tuan Penyihir.

Meski namamu adalah sihir hujan, mengapa kau bisa begitu mahirnya menyihir kata-kata? Aku tidak tahu mantra apa yang kau tambahkan ke dalam ramuan kata-katamu. Mungkin ketika kau memasak kata-kata itu, kau mengaduknya sambil mengomat-ngamitkan bibir, melafalkan dedoaan dan mantra-mantra yang seketika membuat sewadah kata tersebut menjadi kumpulan kata yang ajaib. Begitu kah? Atau malah tanganmu yang menyimpan mantra-mantra rahasia itu?

Hai, Tuan Penyihir.

Ketika kau selesai membubuhkan mantra, entah mengapa kata-katamu seketika menjadi ramuan terlezat untuk inderaku. Bibir, mata, dan telingaku tanpa kusadari turut terjatuhi mantra ajaibmu. Yang kemudian membuatku menjadi salah satu pencandu di buku cerita digitalmu.

Buku digitalmu kaya akan kata-kata. Barangkali ia adalah tempat kedua yang paling senang
kukunjungi –setelah rumahku sendiri. Aku senang melangkahkan kaki ke sana, melewati pintu yang selalu terbuka, duduk di sofa empuk di dekat perapian dan membiarkan kata-katamu saling berbunyian di sekitarku. Aku hidmat mendengarkan. Aku khusyuk memerhatikan.

Hai, Tuan Penyihir.

Aku sering bertanya-tanya dari mana datangnya inspirasimu. Dari semesta kah? Ibumu? Atau kekasihmu? Dari mana pun itu, aku percaya, kata-kata yang elok selalu datang dari inspirasi yang juga elok.

Aku sendiri pun sering berangan-angan untuk mampu mengurai kata sebaik dirimu. Maka dari itu, aku menjadikanmu sebagai inspirator besarku. Aku suka cerita pendek yang entah berdasar kisah nyata atau bukanmu. Aku suka tulisan-tulisanmu yang kau persembahkan untuk temanmu yang sedang berulang tahun. Aku suka puisi-puisi dan sajak manismu yang terkadang membuatku bertanya-tanya akan makna dan maksudnya. Jika dapat dirangkum, katakan saja aku menyukai seluruh ramuan kata-katamu.

Hai, Tuan Penyihir.

No comments:

Post a Comment