Apa kabar? Aku yakin kamu baik-baik saja karena kali ini aku tidak menerima pesan singkat yang bertuliskan kamu rindu seperti yang biasa kamu kirimkan setiap liburan semester datang. Atau mungkin, kamu sengaja tidak mengirimkannya padaku liburan semester ini?
Aku memberanikan diri menulis surat ini walaupun aku sendiri tidak yakin akan menuliskannya dengan benar. Tapi setidaknya aku mencoba. Kemarin, tanpa sengaja aku menemukan selembar foto kita yang terselip di buku diktat mata kuliah yang paling aku benci. Foto kita ketika liburan bersama dengan teman-teman yang lain di pulau Sempu. Aku terlalu menyukai foto itu sehingga aku sengaja menyelipkannya di buku yang jarang sekali aku baca, supaya aku tidak melihatnya terlalu sering karena itu akan membuatku semakin dalam menyukaimu. Tapi itu terasa percuma ketika setiap hari aku harus bertemu denganmu di kelas.
Aku masih ingat dengan jelas, perjalanan liburan kita setelah semester 3 berakhir. Mulai dari kita packing, naik kereta, sampai menyusuri hutan pulau Sempu. Rasa lelahku sedikit berkurang saat aku tahu, aku melaluinya bersamamu. Masih ingat senja pertama yang kita lihat di pulau Sempu? Sangat indah bukan? Seperti hatimu, tempat hatiku tertawan.
Kamu tahu? Sebelum Ayah menjemputku pulang, diam-diam aku mengamatimu sedang tidur sambil menulis sebuah cerita tentangmu. Aku langsung pura-pura tidur ketika kamu tiba-tiba terbangun dan memanggil namaku. Aku lega sekali saat kamu melanjutkan tidurmu sehingga aku bisa meneruskan ceritaku, tapi cerita tentangmu masih belum berakhir, sampai sekarang. Saat itu aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena membiarkanku berada sangat dekat denganmu. Aku berdoa, Tuhan, jika ini benar cinta yang baik, perbolehkanlah aku ada disisinya dan mengisi hatinya, jika saatnya sudah tiba.
Ini adalah liburan setelah semester 5 berakhir, dan semua orang sepertinya sudah tahu bahwa aku menyukaimu, tapi aku masih belum berani mengatakannya langsung padamu, maafkan aku. Aku hanya takut jika kita tidak memiliki perasaan yang sama, takut ketika perasaanku membuatmu tidak nyaman dan risih karena aku tidak ingin kamu memiliki waktu yang sulit karena aku.
Salam,
Wanita yang masih berusaha mencuri hatimu
Aku memberanikan diri menulis surat ini walaupun aku sendiri tidak yakin akan menuliskannya dengan benar. Tapi setidaknya aku mencoba. Kemarin, tanpa sengaja aku menemukan selembar foto kita yang terselip di buku diktat mata kuliah yang paling aku benci. Foto kita ketika liburan bersama dengan teman-teman yang lain di pulau Sempu. Aku terlalu menyukai foto itu sehingga aku sengaja menyelipkannya di buku yang jarang sekali aku baca, supaya aku tidak melihatnya terlalu sering karena itu akan membuatku semakin dalam menyukaimu. Tapi itu terasa percuma ketika setiap hari aku harus bertemu denganmu di kelas.
Aku masih ingat dengan jelas, perjalanan liburan kita setelah semester 3 berakhir. Mulai dari kita packing, naik kereta, sampai menyusuri hutan pulau Sempu. Rasa lelahku sedikit berkurang saat aku tahu, aku melaluinya bersamamu. Masih ingat senja pertama yang kita lihat di pulau Sempu? Sangat indah bukan? Seperti hatimu, tempat hatiku tertawan.
Kamu tahu? Sebelum Ayah menjemputku pulang, diam-diam aku mengamatimu sedang tidur sambil menulis sebuah cerita tentangmu. Aku langsung pura-pura tidur ketika kamu tiba-tiba terbangun dan memanggil namaku. Aku lega sekali saat kamu melanjutkan tidurmu sehingga aku bisa meneruskan ceritaku, tapi cerita tentangmu masih belum berakhir, sampai sekarang. Saat itu aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena membiarkanku berada sangat dekat denganmu. Aku berdoa, Tuhan, jika ini benar cinta yang baik, perbolehkanlah aku ada disisinya dan mengisi hatinya, jika saatnya sudah tiba.
Ini adalah liburan setelah semester 5 berakhir, dan semua orang sepertinya sudah tahu bahwa aku menyukaimu, tapi aku masih belum berani mengatakannya langsung padamu, maafkan aku. Aku hanya takut jika kita tidak memiliki perasaan yang sama, takut ketika perasaanku membuatmu tidak nyaman dan risih karena aku tidak ingin kamu memiliki waktu yang sulit karena aku.
Salam,
Wanita yang masih berusaha mencuri hatimu
No comments:
Post a Comment