Kepada @Irmapriyanti
Dear pencipta rindu.
Salam rindu dariku.
Kasih, tahu kah kamu aku sedang merindu tatapanmu? Pernah kah kamu tahu rindu ini berduri? Ia perih.
Itu karenamu.
Aku sering menatapmu di tempat mata kita saling berbalas pandangan.
Tapi sosokmu tak lagi ku temukan. Aku rindu saat kamu membalas tatapanku dan aku tersenyum malu.
Aku rindu saat itu.
Aku tahu, akhir-akhir ini kamu sibuk.
Matamu tak lagi bertemu mataku. Aku rindu.
Aku sudah membuang banyak waktu menantimu disini, namunbayangmu tak kunjung tampak.
Aku bahkan membuat puisi untukmu.
Coba baca ini kasih.
Pelukan Dalam Diam
Kita berpelukan dalam diam
Bukan lewat raga,
tapi lewat kita bertatapan
Kita berpelukan dalam diam
secara tidak langsung,
namun kita saling menghangatkan
Kita berpelukan dalam diam
tidak kita lihat,
namun tubuh kita merasakan
Kita berpelukan dalam diam
meski raga jauh terpisah,
tapi batin selalu ada dalam dekapan..
Puisi itu aku rangkai untukmu. Aku ingat saat kita bertatap dalam diam.
Aku tahu aku sedang memelukmu, tapi mungkin tak kamu rasakan.
Tapi bisakah kamu menerka setiap senyuman itu?
Ia lahir untukmu. Ia menunggumu membalasnya.
Surat kaleng ini aku buat supaya kelak kamu bisa kembali membalas tatapanku.
Sekedar membalas, atau berucap rindu.
Aku harap rindu yang datang bersama surat kaleng ini bisa mengembalikan tatapanmu.
Aku jenius dalam merindu tatapanmu.
Untukmu, wanita pencipta rindu..
Dear pencipta rindu.
Salam rindu dariku.
Kasih, tahu kah kamu aku sedang merindu tatapanmu? Pernah kah kamu tahu rindu ini berduri? Ia perih.
Itu karenamu.
Aku sering menatapmu di tempat mata kita saling berbalas pandangan.
Tapi sosokmu tak lagi ku temukan. Aku rindu saat kamu membalas tatapanku dan aku tersenyum malu.
Aku rindu saat itu.
Aku tahu, akhir-akhir ini kamu sibuk.
Matamu tak lagi bertemu mataku. Aku rindu.
Aku sudah membuang banyak waktu menantimu disini, namunbayangmu tak kunjung tampak.
Aku bahkan membuat puisi untukmu.
Coba baca ini kasih.
Pelukan Dalam Diam
Kita berpelukan dalam diam
Bukan lewat raga,
tapi lewat kita bertatapan
Kita berpelukan dalam diam
secara tidak langsung,
namun kita saling menghangatkan
Kita berpelukan dalam diam
tidak kita lihat,
namun tubuh kita merasakan
Kita berpelukan dalam diam
meski raga jauh terpisah,
tapi batin selalu ada dalam dekapan..
Puisi itu aku rangkai untukmu. Aku ingat saat kita bertatap dalam diam.
Aku tahu aku sedang memelukmu, tapi mungkin tak kamu rasakan.
Tapi bisakah kamu menerka setiap senyuman itu?
Ia lahir untukmu. Ia menunggumu membalasnya.
Surat kaleng ini aku buat supaya kelak kamu bisa kembali membalas tatapanku.
Sekedar membalas, atau berucap rindu.
Aku harap rindu yang datang bersama surat kaleng ini bisa mengembalikan tatapanmu.
Aku jenius dalam merindu tatapanmu.
Untukmu, wanita pencipta rindu..
No comments:
Post a Comment