Love at the First Tweet
Kepada: @ikramarki
Dear Ikram Marki Wahyudi,
Ini surat kaleng pertamaku, maaf kalau aku sudah lancang mengirimimu surat ini. Aku hanya pemerhati tweetmu lalu lama-kelamaan berubah menjadi rasa kagum terhadapmu, Kram. Aku kagum terhadap tweet-tweet yang kamu buat, soundclud syariahmu ataupun karena skirpsimu yang entah kapan kelarnya. Sekali lagi aku minta maaf karena sudah lancang. Aku hanya ingin dekat denganmu..
Kamu tidak perlu takut, Kram. Aku bukan wanita gila yang mengejar-mengejar cinta seorang pria, aku hanya duduk diam dikamar memantau lalu lintas timelinemu. Konyol memang, kita belum pernah bertemu, tidak pernah saling menyapa, tapi kenapa aku begitu mengagumi kamu, Kram. Sepertinya rasa ini salah atau aku yang salah telah jatuh cinta terhadapmu? Ah kamu tidak perlu memikirkan siapa aku, aku hanya salah satu dari sekian followersmu. Aku memiliki rasa kagum yang berlebih. Aku iri terhadap mereka yang tweet-tweetnya dibalas olehmu, sedangkan aku menyapamu saja aku tidak berani. Kamu tidak usah takut ya, Kram..
Aku menyukai tweet-tweetmu yang penuh dengan guyonan, aku menyukai suaramu di soundcloud meskipun aku non-muslim, aku menyukai “PAAN SIK!”mu, aku menyukai avatar-avatarmu yang menurutku biasa saja, aku menyukai skripsimu yang semoga akan kelar, aku menyukai semua celotehmu di twitter, Kram..
Aku ingin sekali saja bertemu denganmu, bercanda-tawa denganmu, memegang wajahmu sebelum Tuhan memanggilku. Tapi waktuku tidak akan banyak lagi, aku senang bisa bertemu denganmu walaupun hanya memalui dunia maya, aku beruntung bisa menjadi salah satu followersmu. Teruslah menjadi Ikram yang apa adanya, yang selalu memberikan senyum bagi para followersnya, jadilah Ikram yang selalu ingat dengan sholat, jadilah Ikram yang taat dengan orang tua. Aku disini ditempat tidur ini,
akan selalu mendoakanmu. Semoga kamu bisa bahagia dengan segala perlindunganNya. Sekali lagi aku meminta maaf kepada kamu karena telah lancang seperti ini. Semoga kamu dapat menyempatkan untuk membaca surat kaleng ini. Maaf jika surat kaleng
ini tidak indah ataupun bermakna. Aku ‘mengagumi’mu, Kram...
Kamu, penyemangatku untuk berjuang dalam kesakitanku...
Kepada: @ikramarki
Dear Ikram Marki Wahyudi,
Ini surat kaleng pertamaku, maaf kalau aku sudah lancang mengirimimu surat ini. Aku hanya pemerhati tweetmu lalu lama-kelamaan berubah menjadi rasa kagum terhadapmu, Kram. Aku kagum terhadap tweet-tweet yang kamu buat, soundclud syariahmu ataupun karena skirpsimu yang entah kapan kelarnya. Sekali lagi aku minta maaf karena sudah lancang. Aku hanya ingin dekat denganmu..
Kamu tidak perlu takut, Kram. Aku bukan wanita gila yang mengejar-mengejar cinta seorang pria, aku hanya duduk diam dikamar memantau lalu lintas timelinemu. Konyol memang, kita belum pernah bertemu, tidak pernah saling menyapa, tapi kenapa aku begitu mengagumi kamu, Kram. Sepertinya rasa ini salah atau aku yang salah telah jatuh cinta terhadapmu? Ah kamu tidak perlu memikirkan siapa aku, aku hanya salah satu dari sekian followersmu. Aku memiliki rasa kagum yang berlebih. Aku iri terhadap mereka yang tweet-tweetnya dibalas olehmu, sedangkan aku menyapamu saja aku tidak berani. Kamu tidak usah takut ya, Kram..
Aku menyukai tweet-tweetmu yang penuh dengan guyonan, aku menyukai suaramu di soundcloud meskipun aku non-muslim, aku menyukai “PAAN SIK!”mu, aku menyukai avatar-avatarmu yang menurutku biasa saja, aku menyukai skripsimu yang semoga akan kelar, aku menyukai semua celotehmu di twitter, Kram..
Aku ingin sekali saja bertemu denganmu, bercanda-tawa denganmu, memegang wajahmu sebelum Tuhan memanggilku. Tapi waktuku tidak akan banyak lagi, aku senang bisa bertemu denganmu walaupun hanya memalui dunia maya, aku beruntung bisa menjadi salah satu followersmu. Teruslah menjadi Ikram yang apa adanya, yang selalu memberikan senyum bagi para followersnya, jadilah Ikram yang selalu ingat dengan sholat, jadilah Ikram yang taat dengan orang tua. Aku disini ditempat tidur ini,
akan selalu mendoakanmu. Semoga kamu bisa bahagia dengan segala perlindunganNya. Sekali lagi aku meminta maaf kepada kamu karena telah lancang seperti ini. Semoga kamu dapat menyempatkan untuk membaca surat kaleng ini. Maaf jika surat kaleng
ini tidak indah ataupun bermakna. Aku ‘mengagumi’mu, Kram...
Kamu, penyemangatku untuk berjuang dalam kesakitanku...
Tertanda,
Wanita yang akan selalu mendoakanmu...
No comments:
Post a Comment