Kepada: @gasimshahab
Assalamualaikum..
Kalo kebetulan lo buka twitter dan dapet mention dari akun yang mengarahkan lo ke tulisan ini.... Yes, ini memang buat lo.
Pertama kali gue liat lo gak sengaja di taman kantor. Iya, kantor kita deketan. Lo di bri building, gue part time di salah satu kedai kopi di taman kantor. Gue liat lo lewat dengan rokok dan senyum (yang kemudian gue tahu belakangan bahwa itu memang ciri khas lo; senyum).
Gue hampir tidak pernah liat lo jalan sendiri, lo selalu bareng temen2 lo, either cuma berdua atau lebih. Mungkin, karena terlalu sering, keberadaan lo (yang berarti gue liat lo lewat di sekitar kedai kopi tempat gue part time) jadi bagian dari rutinitas gue.
Pernah juga beberapa kali lo mampir ke store, dan menyapa beberapa temen gue, which is also the barista. At that time, you've got 2 points from me. One for the clearly smile that always stick on your face, and one for the friendly heart. Hey, you make friends with us!
Rutinitas mata gue ini akhirnya mendorong gue untuk cari tau who actually you are. Gak tau kenapa soalnya gue bisa sebegitu penasaran.
Pernah juga gue bikin order lo, but unfortunately... My friend forgot to write down ur name on ur cup. Jadi gue belum diizinkan untuk tau siapa lo. Sampe akhirnya.... Gue taking order pesanan lo. Percakapan kita gak panjang, mungkin sekitar 2-3 menit. But hey, that was a best day since I work there. Senyum yang biasanya gue liat dari jauh, sekarang buat gue langsung! :D
Kenapa sampe bisa tau akun twitter lo? Simple, I got your name, so I search your twitter account. Voila! *pstt.. Women is the best stalker ever*
Kenapa bisa sampe ada surat ini? Simply because I don't know how to show it. Dan nulis adalah salah satu hobi iseng2 gue. Jadi lahirlah :))
Dan... Kenapa harus lo? Hmm.. This question doesn't have an answer actually. Karena guepun bingung jawabnya. Yang jelas, lo hebat, bisa bikin muka gue merah cuma dengan percakapan super singkat.
Mungkin lo merasa di kuntit, stalking, or something like that. But trust me, I'm not that freak, I just secretly admire you. Gue selalu berasa di film2 kalo ketemu lo, malu2 munafik gitu hahaha.
So, Thank you so much for having time to read my letter. Mungkin lo gak inget gue sama sekali? Never mind. Mungkin juga ketika lo baca surat ini, gue udah gak part time di kedai kopi itu lagi. Makasih ya udah bikin waktu kerja gue menjadi sedikit lebih menyenangkan (kalo abis liat lo lewat depan store) hahaha.
I'll see you again, hopefully.
Assalamualaikum..
Kalo kebetulan lo buka twitter dan dapet mention dari akun yang mengarahkan lo ke tulisan ini.... Yes, ini memang buat lo.
Pertama kali gue liat lo gak sengaja di taman kantor. Iya, kantor kita deketan. Lo di bri building, gue part time di salah satu kedai kopi di taman kantor. Gue liat lo lewat dengan rokok dan senyum (yang kemudian gue tahu belakangan bahwa itu memang ciri khas lo; senyum).
Gue hampir tidak pernah liat lo jalan sendiri, lo selalu bareng temen2 lo, either cuma berdua atau lebih. Mungkin, karena terlalu sering, keberadaan lo (yang berarti gue liat lo lewat di sekitar kedai kopi tempat gue part time) jadi bagian dari rutinitas gue.
Pernah juga beberapa kali lo mampir ke store, dan menyapa beberapa temen gue, which is also the barista. At that time, you've got 2 points from me. One for the clearly smile that always stick on your face, and one for the friendly heart. Hey, you make friends with us!
Rutinitas mata gue ini akhirnya mendorong gue untuk cari tau who actually you are. Gak tau kenapa soalnya gue bisa sebegitu penasaran.
Pernah juga gue bikin order lo, but unfortunately... My friend forgot to write down ur name on ur cup. Jadi gue belum diizinkan untuk tau siapa lo. Sampe akhirnya.... Gue taking order pesanan lo. Percakapan kita gak panjang, mungkin sekitar 2-3 menit. But hey, that was a best day since I work there. Senyum yang biasanya gue liat dari jauh, sekarang buat gue langsung! :D
Kenapa sampe bisa tau akun twitter lo? Simple, I got your name, so I search your twitter account. Voila! *pstt.. Women is the best stalker ever*
Kenapa bisa sampe ada surat ini? Simply because I don't know how to show it. Dan nulis adalah salah satu hobi iseng2 gue. Jadi lahirlah :))
Dan... Kenapa harus lo? Hmm.. This question doesn't have an answer actually. Karena guepun bingung jawabnya. Yang jelas, lo hebat, bisa bikin muka gue merah cuma dengan percakapan super singkat.
Mungkin lo merasa di kuntit, stalking, or something like that. But trust me, I'm not that freak, I just secretly admire you. Gue selalu berasa di film2 kalo ketemu lo, malu2 munafik gitu hahaha.
So, Thank you so much for having time to read my letter. Mungkin lo gak inget gue sama sekali? Never mind. Mungkin juga ketika lo baca surat ini, gue udah gak part time di kedai kopi itu lagi. Makasih ya udah bikin waktu kerja gue menjadi sedikit lebih menyenangkan (kalo abis liat lo lewat depan store) hahaha.
I'll see you again, hopefully.
No comments:
Post a Comment