Selamat siang ndri. Sudah makan?
Ini suratku yang kedua, semoga surat pertama sudah kamu baca.
Maaf kalau aku mengusikmu dengan surat bodoh ini. Tapi aku ingin bercerita denganmu. Banyak hal. Banyak sekali ndri.
Kemarin tuh aku kesel ke temen, tugasku dicopy hampir semua temen sekelas. Bayangin aja ngerjainnya susah eh malah dicopy tanpa izin. Kalau bukan karena temen baik udah aku pukul tuh kepalanya.
Oh iya, hari minggunya aku pergi ke rumah temen, ada acara syukuran karena dia dan sekeluarga akan pergi umroh. Iri ndri, aku juga pingin pergi ke sana.
Gak penting ya ceritaku di atas? Maaf ya, aku ingin cerita ke kamu.
Oh iya, kabarmu bagaimana ndri? Sehat kan? Sudah berapa bungkus rokok yang kamu hisap seminggu ini? Kita belum juga bertemu ya?
Aku ini bukan wanita yang dipilih pertama oleh kalian para lelaki. Aku tidak ada artinya dibandingkan dia. Dia itu sempurna untukmu. Maaf ya kalau sampai sekarang aku mencintaimu.
Kenapa? Kamu muak dengan pengakuan cintaku? Maaf sekali lagi, hanya itu yang ingin kuungkapkan dari dulu.
Entah sampai tahun keberapa aku mencintaimu dan entah kapan aku melihatmu. Berpapasan saja cukup. Melihat dari jauh, cukup. Cukup untuk mengisi energiku yang entah sampai kapan dapat melihatmu lagi.
Selamat siang ndri. Selamat berpanas-panasan :-)
Ini suratku yang kedua, semoga surat pertama sudah kamu baca.
Maaf kalau aku mengusikmu dengan surat bodoh ini. Tapi aku ingin bercerita denganmu. Banyak hal. Banyak sekali ndri.
Kemarin tuh aku kesel ke temen, tugasku dicopy hampir semua temen sekelas. Bayangin aja ngerjainnya susah eh malah dicopy tanpa izin. Kalau bukan karena temen baik udah aku pukul tuh kepalanya.
Oh iya, hari minggunya aku pergi ke rumah temen, ada acara syukuran karena dia dan sekeluarga akan pergi umroh. Iri ndri, aku juga pingin pergi ke sana.
Gak penting ya ceritaku di atas? Maaf ya, aku ingin cerita ke kamu.
Oh iya, kabarmu bagaimana ndri? Sehat kan? Sudah berapa bungkus rokok yang kamu hisap seminggu ini? Kita belum juga bertemu ya?
Aku ini bukan wanita yang dipilih pertama oleh kalian para lelaki. Aku tidak ada artinya dibandingkan dia. Dia itu sempurna untukmu. Maaf ya kalau sampai sekarang aku mencintaimu.
Kenapa? Kamu muak dengan pengakuan cintaku? Maaf sekali lagi, hanya itu yang ingin kuungkapkan dari dulu.
Entah sampai tahun keberapa aku mencintaimu dan entah kapan aku melihatmu. Berpapasan saja cukup. Melihat dari jauh, cukup. Cukup untuk mengisi energiku yang entah sampai kapan dapat melihatmu lagi.
Selamat siang ndri. Selamat berpanas-panasan :-)
No comments:
Post a Comment