17 January 2013

Tuhan Menutup Angkaku di duatujuh Untukmu

tegar, anakku lanang. lelaki yang lanang seperti ayahnya. manusia yang tegar seperti namanya. tegar lanang. duapuluhtiga tahun usianya kini, dan Tuhan telah mengambilku untuk bersama ayahnya lagi. hanya agar tegarnya sempurna. aku yakin dia paham. aku yakin dia tegar.

selamat menjadi duatiga, sayang.

ini ibu. maaf, sudah sembilanbelas tahun dan baru hari ini ibu menyapamu.

apa kabar, anakku lanang? ibu yakin kamu tumbuh menjadi lakilaki seperti ayahmu. mbah putri dan om adli pasti menjagamu dengan baik.

sayang, jangan dulu berhenti membaca. ibu ingin bercerita, agar kamu mengerti bahwa ayahibu tidak pernah meninggalkanmu pergi.

tegar lanang, lima tahun sebelum dilahirkan ibu, perjalananmu sudah dimulai. usia ayahmu kala itu tak lebih dari duapuluh tahun ketika memutuskan untuk mengenalkan ibu pada kedua orangtuanya, nenekkakekmu. ayah dan ibu akhirnya menikah empat tahun kemudian tanpa persetujuan keluarga ayahmu.

cah bagus, priandaru damar pramana adalah lelaki yang tigapuluh tahun lalu menemukan ibu dan berbagi hidupnya dengan milikku. ayahmu, le, cinta pertama dan satusatunya ibu. ia malaikat Tuhan yang dikirim sebagai jawaban atas doa seorang perempuan yang berahim dan mencinta dengan penuh dan setia.

priandaru lelaki lanangku. karena ibu ayahmu dituduh tidak berbakti. ditiadakan dan tersakiti. tapi yakinlah le, cahbagus, kami bahagia bersama. dan memilikimu dalam rahim ibu kala itu adalah kebahagiaan kami yang sempurna.

anakku lanang, ayahmu adalah sebaikbaiknya lelaki. Tuhan begitu menyayanginya. tujuh bulan kamu dalam kandungan ibu ketika menemani ayahmu berpulang dengan damai padaNya. ayah berkata, dia bahagia memiliki kita. ayah berkata dia mencintai kita, le. selalu. selamanya.

dua bulan kemudian kamu lahir. tepat diusia ibu yang ke duapuluhtiga. tegar lanang. begitu kamu ku namai. tanpa kata priandaru seperti nama ayahmu. tidak ada kata pramana yang adalah nama keluarga ayahmu. kamu anak ayahibu. yang lanang, yang tegar. begitu doa ibu.

empat tahun Tuhan memberi kita waktu. setelah kepergian ayahmu, kebahagiaan ibu adalah menemani dan memastikanmu bertumbuh dengan baik. ibu tidak pernah ingin meninggalkanmu, le. tapi tubuh ibu tidak mampu melawan sakit.

tegar lanang anakku sayang, ibu mencintaimu. selalu. selamanya. sebagaimana ayahmu mencintai kita. teruslah hidup dengan baik dan dalam kebaikan. setialah pada Tuhan, kebenaran dan satu wanitamu nanti.

tidak akan berhenti pada angka berapapun, kami mencintaimu. menjagamu dari sini. ayahibu cinta kamu, cah bagus. selalu. selamanya

w.


Oleh @bulantemaram
Diambil dari http://duatujuhdesember.tumblr.com/

2 comments: