17 January 2013

17 Kedua


Sepanjang malam aku sibuk melamun, mondar – mandir memikirkan bagaimana sebaiknya surat cinta ini kutulis, akhirnya cuma begini. Aku memang bukan keturunan makhluk romantis muka bumi, tapi aku sudah keburu menyayangimu. Mau bagaimana lagi? Deritamulah, yang.

Surat ini tidak akan panjang, anggap saja saat ini aku sedang memelukmu dan mencuri cium pipimu sesekali. Kalau sedang dalam perjalanan dengan “Bumble Bee” – mu yang imut itu aku sering mengamatimu, membangun kota baru dalam rangka kepalaku – mengisi setiap detil ruangnya dengan wajahmu, mengingat caramu menyetir, tersenyum geli saat pipimu menggelembung karena kau isi penuh air minum, juga caramu tertawa yang sialan – bikin – aku – kangen – terus – terusan itu.

Hal – hal kecil yang kau perhatikan tentangku itu menyenangkan, meski maaf, aku kadang terlalu banyak tuntutan dan tak membangunkanmu kalau aku bangun kesiangan. Perutmu yang buncit itu kesukaanku, selama kau sehat dan baik – baik saja – tak usah terlalu repot untuk membuatnya menjadi rata.

Aku percaya saat ini kau membaca sambil tersenyum sombong, senyum jahil karena berhasil membuatku mengakui rasa dalam dadaku ini. Gak apa, silakan saja, bagian dirimu yang ini aku sudah terbiasa.

Udah gitu ajalah, ya. Semoga hubungan yang masih bayi ini bisa segera remaja, kuat berlari dan terus jaya. Selamat hari kita. (KITAAAAAA??)

Merdeka

Love you @ristonesian

Elikah

Oleh @ikavuje kepada @ristonesian
Diambil dari http://eqoxa.wordpress.com

No comments:

Post a Comment