17 January 2013

Teruntuk Para Hadiah dari Tuhan

Kepada kalian yang selalu menjadi yang terbaik untukku: 

@siskasarwanaa @lucianggraini @adelife @rizkiapriangrha.


Selamat malam (menjelang pagi)!

5 tahun tidak singkat, kan? Tapi selama itulah kita telah merajut kisah dalam sebuah cerita bernama sahabat. Memoar tentang perjalanan menguar, membuat sang pusat pengendali menonton sebuah siaran berjudul nostalgia. Mengenang yang telah kita alami tidak pernah terasa membosankan. Dengan laptop yang menyala, diiringi suara lembut Adhitia Sofyan, hujan, dan susu hangat, cukup membuat aku mengorek habis semua isi kepala, lalu menuangkannya kembali ke layar kosong di depan pandangan.

5 tahun yang lalu, di sebuah tempat yang membosankan bernama sekolah, kutemukan kalian. Dengan karakter berbeda khas setiap kita, kita susun kepingan-kepingan kecil harapan menjadi nyata, kita rajut semua mimpi menjadi tekad, kita sulap sedih menjadi tawa, kita warnai abu-abu menjadi biru.

Masih segar kuingat semua tangis yang kita bagi, semua canda yang kita beri, ulang tahun yang selalu kita rayakan bersama, dan kebodohan-kebodohan yang selalu berhasil mengusir rasa bosan dalam hati. Tak bisa aku pungkiri, beberapa kali rasa kesal antar kita sering kali menghampiri. Tak apa, kita manusia, kan? Di mulusnya sebuah jalan, pasti akan selalu ada kerikil kecil. Yang kita butuhkan hanyalah menendang kerikil tersebut hingga terlempar masuk ke dalam lumpur.

Para hadiah dari Tuhan, terima kasih untuk selalu menjadi yang mendengar ketika mulut ini ingin bicara. Terima kasih untuk selalu menjadi yang memegang ketika lutut ini tak kuat lagi menopang tubuh. Terima kasih untuk selalu menjadi yang membela ketika diri ini sering dicaci. Terima kasih untuk menerima atas aku yang selalu tak bisa diandalkan.

Para permata kecil, aku tahu aku akan selalu jauh. Semakin lama, sibuk akan semakin menyerang, memakan habis semua waktu, merajut sepi dalam rindu. Tapi aku harap aku akan tetap menjadi aku di hati kalian. Kalian boleh temukan yang lain, tapi jangan ganti kita dengan mereka.

Kulihat sang surya telah bosan melepas lelah. Sepertinya  tak sabar tuk kembali beraksi gagah menarik hati para burung-burung kecil. Para pedagang kecil pasti juga telah berada di pasar, mencari rezeki yang telah Tuhan persiapkan untuk mereka. Dan aku,  mungkin akan segera menyudahi surat ini, namun tak akan menyudahi menulis cerita kita dalam sebuah kisah berjudul “sahabat”.
Palembang, 16 Januari 2013.

Dari yang selalu manja dan merepotkan,
Aku.

Ditulis oleh : @dellannissah untuk @siskasarwanaa @lucianggraini @adelife @rizkiapriangrha
Diambil dari http://dnurannissah.blogspot.com

No comments:

Post a Comment