29 January 2013

Perempuan Ketiga


Dear perempuan ketiga.

Aku sudah menyangka, kau akan memenangkannya suatu hari. Aku juga yakin, perjuanganmu untuk merusak hubunganku dan dia tak akan sia-sia. Kau gigih sekali, kau tak kenal menyerah. Perjuanganmu berakhir manis. Kau membuatku lelah, kau membuat ia goyah. Kau membuat kami menyerah.

Aku tak pernah ada di pihakmu, tidak juga pernah mengaminkan doamu. Tapi bolehkah aku merayakan keberhasilanmu? Aku turut senang untuk kalian. Bukan senang sebenarnya, mungkin aku akan merencanakan merebutnya kembali, atau mungkin akan hanya menangis sendiri. Mungkin aku akan meniru bagaimana geliatmu merebutnya dariku. Merebut keberhasilan lebih gampang ketimbang mempertahankannya. Kau ingat pepatah itu?

Mungkin akupun telah berjuang mempertahankannya. Mungkin aku akan merebutnya kembali. Tapi itu jika aku tidak terlalu sibuk dengan banyak godaan lain di luar sana. Atau jika aku tidak terlalu bosan dengannya.

Setelah aku memikirkan lagi, aku rasa aku akan mengikhlaskannya untukmu, semenjak dia jadi milikmu, dia jadi tidak menarik lagi. Selama ini aku terlalu sibuk menjaganya, sementara, sepertinya ia terlalu sibuk dengan godaanmu.

Aku akan mencari laki-laki lain saja, yang akan sama-sama sibuk mempertahankan kami. Jika kau datang lagi saat itu, aku yakin, kami tidak akan sadar kehadiranmu, karena kami tak perduli.

Sampai bertemu lagi.

Oleh: @ulansabit
Diambil dari http://punyaulan.wordpress.com

No comments:

Post a Comment