29 January 2013

Kopi Terakhir Kita.

Kepada, Lelaki Kopi ku (dulu, sekarang, nanti, dan selamanya)

Lagi… aku masih disini, di Kedai Kopi langganan kita, sayang. Iya, aku masih setia dengan Kedai Kopi ini, pun masih setia dengan kamu, dengan semua cerita kita yang tetap tersimpan rapi di kotak kenangan ku.

Sayang… Kamu tahu? Tempat ini sudah ku jadikan sebagai salah satu tempat wajib yang harus didatangi setiap minggunya. Untuk bersantai dan mengerjakan tugas. Bahkan ketika rinduku minta di lunasi, aku hanya bisa datang di Kedai Kopi ini. Mengenang kebersamaan kita di tempat ini. Tapi, sayangnya kamu tak pernah tahu, sayang :’)

Kamu masih ingat kan, kalau Kopi sudah menjadi sahabat dan teman kencan buat kita. Hal itu masih berlaku buatku. Entah buat mu, masih atau tidak. Ku harap iya, sayang.

Masih ku ingat jelas inci demi inci rangkaian cerita kita di kedai kopi ini. Ia bagaikan sebuah film pendek yang selalu siap sedia menampilkan kamu dan aku sebagai tokoh utamanya. Juga masih jelas terasa setiap kecupan hangat yang berhasil kau curi dariku. Anehnya aku menyukainya bahkan ketagihan hahaha. Sungguh jelas terasa sensasi kopinya ketika kita melakukannya, sayang. Kalau tahu begitu, dulu aku saja yang minta tanpa perlu kau curi kecupan itu.

Sayang… Apakah kopimu sekarang masih senikmat dulu? Masih senikmat kopi di langganan kedai kopi kita ini? Masih senikmat seperti aku yang dulu selalu setia di sampingmu ketika setiap tegukannya kau sesapi perlahan? Atau masih senikmat ketika hanya segelas kopi yang kita teguk bersama, sehingga meninggalkan bekas bibir mu dan bibir ku di gelasnya?

Oiya sayang… Masih ingat dengan peristiwa terakhir kali kita kesini? Sungguh… semuanya begitu aneh. Kamu diam. Aku diam. Sebenarnya ada apa? Di dalam hati berharap semoga ini bukan kali terakhir kita ke kedai kopi ini. Dan semoga gelas kopi kita hari itu juga bukan kopi terakhir kita. Ah meskipun memang benar itu yang terjadi, sayang. Gelas kopi hari itu menjadi Gelas Kopi Terakhir kita.

Sayang… Ternyata selain pandai meracik kopi favorit kita, Barista disini juga punya bakat jadi Comic Stand up Comedy lho. Setiap aku ke sini pasti hal yang pertama ditanya seperti ini “Tumben ga sama pacarnya lagi. Kemana? Sibuk yah?” Lucukan, sayang? Dia ternyata tak tahu kalau tempo hari itu adalah memang terakhir kalinya kamu kesini bareng aku.

Sayang…meskipun sekarang bukan aku yang ada di sampingmu saat kau sedang menikmati kopi mu, ku harap dia tahu betul tentang rasa kopi kesukaan mu. Ku harap iya juga bisa menjadi partner mu di saat kamu menyesapi segelas kopi. Yang jelas, ku harap ia lebih memang lebih baik dari aku. Iya, agar kau tak menyesal melepas aku, sayang.

Sayang… eh ga boleh panggil sayang lagi yah? Lupa :D

Tertanda, Perempuan Kopi mu (dulu)
 


oleh @Rhieryy
diambil dari http://arinddapratami.blogspot.com

No comments:

Post a Comment