29 January 2013

Don't Treat Me Like a Child


Halo Pap.

Ini surat aku tulis di cafe bandara, usai melepas Papi di pintu keberangkatan. Sembari istirahat sejenak, sebelum pada akhirnya kembali ke set syuting, dua jam lagi.

Pap, maaf ya kalau semakin hari aku semakin sibuk dan jarang ada di rumah. Bukannya susah diatur dan bandel, tetapi semakin hari semakin banyak hal yang ingin aku raih dan capai, semakin banyak pula waktu yang harus aku habiskan di luar rumah. Aku tau Papi pasti kesepian di rumah Jogja ini, karena gak ada banyak tempat yang bisa dikunjungi -yah Jogja gitu - gitu aja sih Pap, ditambah aku dan Edo jarang ada di rumah.  Maaf ya Pap. Itu semua murni kesalahpahaman pembagian waktu diantara kami untuk menemani Papi.

Pap, anak - anakmu telah dewasa kini. Fyi aja sih, tahun ini aku udah 24 tahun dan Edo 21 tahun . Bukankah sudah cukup usia untuk kami bisa menentukan keputusan dan tanggung jawab yang kami ambil sendiri dalam segala hal? Apalagi aku. Selama aku disini menjadi anak sulung pengganti abang yang tak pulang - pulang dari studi Masternya itu, kasih dong kesempatan buat aku memilih mana yang sekiranya aku pikir itu baik, Pap. Maksud aku gini Pap, don't treat me like a girl in 10's yo anymore. Jangan dikit - dikit Papi larang aku untuk pergi malam, untuk gak bangun siang, untuk makan teratur dan harus makan nasi, untuk beli segala barang harus sama papi, kemana mana diantar jemput Papi, mau jalan kemana Papi ikut, siapa temen cowok aku Papi harus kenal dsb. Pap, please deh Pap! Akika udah gede, malu dong ah dibegituin. (--,)

Pap, iya deh aku tau itu semua Papi lakuin karena sayang bet bet bet sama aku. Papi yang protektif ke anak ceweknya, Papi yang pengen membayar waktu - waktu berharga bersama anak - anaknya yang dulu hilang karena kesibukan Papi sewaktu menjabat, Papi yang ingin selalu ada untuk keluarganya, iya pap, iya. Aku bersyukur karena kini setelah Papi pensiun kita bisa merasakan 'punya seorang ayah' seperti keluarga pada umumnya, tapi sekarang situasinya udah banyak banget berbeda Pap. Aku hanya punya 24 jam tiap harinya yang harus terbagi untuk kerjaan, urusan pribadi dan tentunyaaa... hal - hal ribet dari Papi. (--,) Jadi aku minta maaf banget kalau selama ini aku terkesan meninggalkan Papi 'sendiri' sewaktu di Jogja. Kalau aku punya banyak waktu luang, pasti, aku janji akan menghabiskan waktu itu untuk ngobrol - ngobrol sama Papi. Tapi pleaseeeee yaa pap, don't treat me like a child too much! Akika malu bo' dijemput Papi dari kantor pas malem - malem itu, macam anak SD deh :') Dan please Pap, tolong seret abang untuk pulang kembali ke Indonesia, sehingga beban menjadi anak sulung yang ada dipundakku ini cepat berakhir. Ya Pap, ya? :')

Pap, I Love You more than any boys in my life, trust me. So, don't be jealous to them. :D


p.s : Oh iya Pap, maaf ya, kemarin itu aku ke jkt bukan untuk tanda tangan kontrak di PH sih sebenernya, tapi untuk ketemu aDion :D Kapan - kapan aku kenalin deh ke Papi. Okeks? Jangan marah ya!




Oleh @lionychan
Diambil dari http://www.lionymayestica.com/2013/01/dont-treat-me-like-child.html

No comments:

Post a Comment