#30HariMenulisSuratCinta adalah proyek non komersil yang digagas untuk menggabungkan kesenangan menulis di twitter dan blog. Proyek belajar menulis bersama ini dilaksanakan setiap 14 Januari - 14 Februari setiap tahunnya. Ini adalah tahun ketiga pelaksanaan proyek menulis yang juga menjadi ajang silaturahmi dari blog ke blog.
29 January 2013
Pak, Apakah Aku Bisa?
Pak, apa kabar?
Semoga Bapak selalu sehat. Aku dag dig dug der kalau ada kabar Bapak tidak enak badan. Walaupun cuma masuk angin, tetap saja aku khawatir. Semoga Allah selalu memberimu kesehatan, Pak. Amin.
Pak, Bapak tahu kan, kalau anakmu yang satu ini suka sekali menonton film. Tadi malam aku nonton film. Judulnya 'School 2013'. Di film itu ada suatu adegan yang menarik perhatianku. Ada guru senior (dan sudah agak tua) dan ada guru baru. Guru baru sedang merasa khawatir karena temannya tidak datang mengajar. Sang guru senior melihat kekhawatiran guru baru tersebut. Ia kemudian berkata. Hanya 2 kalimat, Pak. Tapi membuat aku berpikir. Kata guru senior pada guru baru, "Jangan khawatir, dia akan datang. Ke mana lagi seorang guru akan pergi kalau bukan ke sekolah?"
"Jangan khawatir, dia akan datang. Ke mana lagi seorang guru akan pergi kalau bukan ke sekolah?" Perkataan sederhana, ya, Pak. Tapi cukup dalam maknanya. Pak, apakah kalau aku malas pergi ke sekolah berarti aku bukan guru? Apakah kalau aku merasa 'berat' pergi mengajar berarti aku kehilangan passion sebagai seorang guru? Pak, waktu Bapak banyak dihabiskan untuk mengajar. Apakah Bapak selalu 'kembali' ke sekolah? Bapak adalah temanku berdiskusi tentang profesi kita. Bapak juga sering cerita tentang kebijakan-kebijakan yang selalu berubah-ubah. Tapi, Bapak tetap mendukung aku dengan profesiku sekarang. Bapak memang tidak pernah terang-terangan mengatakan 'bangga' karena aku berprofesi seperti Bapak. Tapi aku ingat sewaktu Bapak bertemu dengan teman Bapak di tempat praktik dokter. Waktu itu, Bapak mengatakan padanya bahwa aku seorang guru, sama seperti Bapak. Aku merasakan kebanggaanmu saat Bapak berbicara pada teman Bapak itu.
Pak, ingatkah Bapak? Kala itu, aku berkata aku mau ke Indonesia Timur. Bapak berkata, "Nggak usah macam-macam." Tapi Bapak langsung memberikan lampu hijau ketika aku mengatakan kalau aku mengajar di sana. "Oh, kalau ngajar nggak apa-apa," begitu kata Bapak. Pak, ternyata jiwa mengajarmu tetap kau miliki meskipun kau sudah pensiun. Apakah aku bisa seperti Bapak? Tetap memelihara api semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sampai saat ini. Apakah aku bisa selalu 'kembali ke sekolah' seperti perkataan guru senior dalam film itu? Pak, rasanya aku malu padamu jika mengatakan, "Aku tidak bisa". Di usiamu yang sudah renta, kau masih mengajari orang-orang. Jiwa 'guru' masih berkobar pada dirimu. Pak, aku bangga padamu, aku bangga jadi anak guru, tapi apakah aku bisa memiliki semangatmu? Semoga Bapak selalu dilindungi Allah. Amin.
Anak Bapak.
Oleh @Jo_iin
Diambil dari http://bintang-dan-air.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment