Untukmu yang selalu kucandui,
seperti sudah lama ya kita tak bertemu, seperti sudah lama ya aku tak menikmati lembut tubuhmu, seperti sudah lama ya aku tak mencium aroma tubuhmu. Yaaa seperti sudah lama. Ingatkah kamu terakhir kita bertemu? Kamu dibawa mama dari Jogja. Dan seperti biasa… mataku berbinar begitu menatapmu. Aku begitu mengagumi bentuk tubuhmu itu, sejenis Micky di Bogor. Aku begitu mencanduimu, bisa dibilang kamu itu my drugs.
Aku lupa kapan pertama kalinya aku begitu mengagumi aroma dan rasa tubuhmu. Sudah lama sekali, sepertinya saat aku masih di taman kanak-kanak dulu. Kemanapun yang aku cari pertama kali itu pasti kamu. Karena kalo aku sudah dibiarkan berdua bersamamu, aku bisa tiba-tiba diam, memandang, dan menikmatimu, yaaa… teramat sangat menikmatimu. Dan karena kalo aku sudah dibiarkan berdua bersamamu, aku tidak usah diberi apapun lagi. Kamu itu seperti baby sitter yang bisa menenangkan aku dalam sekejap saja.
Tapi kamu tau apa, aku terkadang suka benci kalau kamu dibiarkan berhadapan denganku dalam keadaan yang belum seharusnya. Aku benci saat kamu menyodorkan pahitmu padaku. Padahal kalau kamu belum siap berhadapan denganku, aku mau kok menunggu. Menunggu sampai kamu menjadi seperti apa yang aku mau. Menunggu sampai kamu menjadi seperti biasanya yang aku harapkan. Kamu benar-benar membuat gila nanarku. Kamu seperti punya kekuatan sihir yang bisa membuatku berubah seketika, entah berubah jadi tiba-tiba senang, sedih, benci, marah, diam, petakilan, atau apapun itu.
Ah avocado, aku begitu mencanduimu. Kamu itu my drugs dan kamu itu punya voodoo.
Aku tau!
Mungkin kamu anugrah kenikmatan yang diberikan Tuhan untuk lidahku. Yummm…
Entah sampai kapan aku akan begitu mencandui dan mengagumi rasa nikmatmu.
Salam nikmat,
dari pecandu setiamu.
oleh @rahmasly
seperti sudah lama ya kita tak bertemu, seperti sudah lama ya aku tak menikmati lembut tubuhmu, seperti sudah lama ya aku tak mencium aroma tubuhmu. Yaaa seperti sudah lama. Ingatkah kamu terakhir kita bertemu? Kamu dibawa mama dari Jogja. Dan seperti biasa… mataku berbinar begitu menatapmu. Aku begitu mengagumi bentuk tubuhmu itu, sejenis Micky di Bogor. Aku begitu mencanduimu, bisa dibilang kamu itu my drugs.
Aku lupa kapan pertama kalinya aku begitu mengagumi aroma dan rasa tubuhmu. Sudah lama sekali, sepertinya saat aku masih di taman kanak-kanak dulu. Kemanapun yang aku cari pertama kali itu pasti kamu. Karena kalo aku sudah dibiarkan berdua bersamamu, aku bisa tiba-tiba diam, memandang, dan menikmatimu, yaaa… teramat sangat menikmatimu. Dan karena kalo aku sudah dibiarkan berdua bersamamu, aku tidak usah diberi apapun lagi. Kamu itu seperti baby sitter yang bisa menenangkan aku dalam sekejap saja.
Tapi kamu tau apa, aku terkadang suka benci kalau kamu dibiarkan berhadapan denganku dalam keadaan yang belum seharusnya. Aku benci saat kamu menyodorkan pahitmu padaku. Padahal kalau kamu belum siap berhadapan denganku, aku mau kok menunggu. Menunggu sampai kamu menjadi seperti apa yang aku mau. Menunggu sampai kamu menjadi seperti biasanya yang aku harapkan. Kamu benar-benar membuat gila nanarku. Kamu seperti punya kekuatan sihir yang bisa membuatku berubah seketika, entah berubah jadi tiba-tiba senang, sedih, benci, marah, diam, petakilan, atau apapun itu.
Ah avocado, aku begitu mencanduimu. Kamu itu my drugs dan kamu itu punya voodoo.
Aku tau!
Mungkin kamu anugrah kenikmatan yang diberikan Tuhan untuk lidahku. Yummm…
Entah sampai kapan aku akan begitu mencandui dan mengagumi rasa nikmatmu.
Salam nikmat,
dari pecandu setiamu.
oleh @rahmasly
diambil dari http://rahmasulistya.blog.com
No comments:
Post a Comment