Aku pernah, merasa sesak di dada setiap kali namanya selalu kau sebut.
Aku pernah, merasa kecewa setiap kali yang kamu ceritakan hanya dia.
Aku pernah, merasa iri setiap kali kamu memanggilnya sayang.
Tapi,
kamu juga yang menguatkanku tentang “semua akan indah pada waktunya”
Kamu juga yang mengajariku tentang “kesabaran untuk sebuah keikhlasan”
Dan kamu juga yang memberiku bekal tentang “ketulusan untuk sebuah pengorbanan”
Aku selalu ingat semua kata-katamu.
Saat kamu sedang asik bersama dia, aku ingat katamu dulu tentang kesabaran, maka aku pun telah sabar.
Saat kamu bilang bahwa kamu sakit hati dengan dia yang telah menyakitimu, aku pun ingat kata-katamu tentang ‘semua akan indah pada waktunya’ dan kamu percaya.
Saat kamu menghilang bahkan tanpa kabar, aku juga tetap ingat kata-katamu akan “keikhlasan” maka, aku pun mengikhlaskanmu pergi walaupun berat hati.
Aku tak pernah meminta balas untuk semua rindu yang selama ini aku simpan.
Aku tak pernah meminta balas untuk semua sayang yang aku pendam.
Aku juga tak pernah meminta balas untuk semua perhatian yang selama ini aku berikan.
Karena darimu lah aku belajar sesuatu tentang “memiliki” dan juga belajar tentang “mengikhlaskan untuk sebuah kehilangan”.
semua tentang kamu sudah bisa aku lupakan. Bukan perkara mudah begitu saja gampang melepaskan.
Dan aku telah tau satu hal bahwa, kamu memang bukanlah seseorang yang Tuhan kirimkan.
Dan kini kamu datang lagi kepadaku, membawa lembaran kenangan baru serta jutaan rindu untukku. Tak bisa ku tolak, karena memang aku benar merindukanmu.
Tapi, itu dulu…..
Sekarang, biarkanlah aku bahagia bersama kekasihku. Seseorang yang Tuhan kirim melalui “ketulusan akan pengorbananku”.
Dan keikhlasanku itu pula yang memberikanku waktu yang indah bersama dia.
Bukan bersamamu…
Ditulis oleh : @aruuum__
Diambil dari http://mynameisarum.tumblr.com
No comments:
Post a Comment